Batam (ANTARA News) - Penanaman serentak 100 juta pohon secara nasional, 20 November 2008 murni dibiayai pemerintah pusat, daerah dan swasta dalam negeri, tidak melibatkan pendonor dari negara asing atau lembaga internasional. Dananya hanya dari sumber keuangan nasional, kata Kepala Pusat Informasi Kehutanan Setjen Dephut, Masyhud, di Batam, Kamis, di sela-sela Lokakarya Nasional Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah. Kepada wartawan, Masyhud mengemukakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan pada 20 November 2008 di Dodiklatpur Rindam III/Siliwangi, Kampung Gendong, Desa Ciuyah, Kecamatan Sajirah, Kabupaten Lebak, Banten, mencanangkan "Hari Menanam Indonesia dan Bulan Menanam Nasional. Kegiatan tersebut, katanya, merupakan gerakan massal yang melibatkan seluruh unsur bangsa dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga perdesaan, BUMN, perusahaan swasta dan warga masyarakat, bertepatan dengan peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Gerakan ini, kata Masyhud, diarahkan untuk secara bertahap menjadi suatu budaya bagi warga masyarakat dalam menanam pohon. Jenis-jenis pohon yang kelak ditanam serentak secara nasional, katanya, bisa tanaman keras penghijauan atau pohon produktif. Supaya apa yang ditanam, tidak tergusur pembangunan, ia menyatakan, programnya perlu disesuaikan dengan rencana tata ruang dan wilayah masing-masing daerah. Seoain itu, agar warga aktif merawat, maka pemilihan jenisnya diselaraskan dengan keakraban dengan masyarakat setempat. Ia menegaskan, pencanangan secara nasional bukan semata-mata seremoni, karena diharapkan dari acara itu, gerakan menanam pohon menjadi budaya warga masyarakat. Setahun silam, Presiden di Kabupaten Bogor mencanangkan Aksi Penanaman Serentak, dan hingga Juni 2008 ditanggapi seluruh unsur masyarakat dengan penanaman 86,9 juta bibit, atau melampaui target yang hanya 79 juta bibit yang ditanam. Di samping itu, dari Gerakan Perempuan Menanam dan Memelihara Pohon pun terealisasi 14,1 juta bibit pohon padahal targetnya 10 juta saja, kata Masyhud.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008