Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) mengusulkan pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) kendaraan pribadi berdasarkan usia dan kapasitas mesinnya. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal di Jakarta, Kamis mengatakan, pembatasan tersebut merupakan salah satu opsi yang bisa dilakukan guna mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi, khususnya jenis premium. "Usulan lainnya adalah implementasi bahan bakar gas kendaraan di luar wilayah DKI Jakarta yang disesuaikan dengan ketersediaan infrastruktur dan percepatan program konversi minyak tanah ke elpiji," katanya. Deputi Direktur Pemasaran Pertamina Hanung Budya menambahkan, opsi pembatasan konsumsi BBM kendaraan berdasarkan usia misalkan bagi kendaraan keluaran tiga atau lima tahun ke atas diwajibkan memakai premium atau solar nonsubsidi. Sedang, usulan pembatasan berdasarkan kapasitas mesin bisa diterapkan pada kendaraan yang berkapasitas sama atau di atas 2.000 cc tidak boleh memakai BBM subsidi. "Caranya, bisa dengan diberikan penandaan pada plat nomor kendaraannya," katanya. Namun, menurut Hanung, usulan tersebut mesti dikaji bersama Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dan juga membutuhkan dukungan aturan yang dapat berupa PP, perpres, atau permen. Menanggapi usulan Pertamina itu, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pemerintah akan mengkaji opsi pembatasan konsumsi kendaraan berdasarkan usia dan kapasitas mesinnya tersebut. Namun, lanjutnya, pihaknya akan melihat dampak penerapan opsi itu terhadap pelaksanaan pemilihan umum pada tahun depan. Selain opsi tersebut, menurut Purnomo, pihaknya juga akan melakukan sejumlah upaya pembatasan agar kuota BBM bersubsidi tahun 2009 sebesar 36,85 juta kiloliter dapat tercapai. Upaya itu antara lain menerapkan disinsentif fiskal kendaraan bermotor, memperbanyak SPBU yang menjual BBM nonsubsidi, meningkatkan pemanfaatan bahan bakar nabati dengan mewajibkan ke industri, transportasi, dan pembangkit, dan gas kota. Kuota 36,85 juta kiloliter tersebut terdiri dari premium 19,44 juta kiloliter, minyak tanah 5,8 juta kiloliter, dan solar 11,61 juta kiloliter.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008