Padang (ANTARA News) - Ulama Sumbar, Buya Masoed Abidin, menyatakan puasa adalah satu ibadah yang wajib dilakukan umat Islam itu adalah sebagai sarana pelatihan yang ampuh untuk membersihkan jiwa. "Jiwa dibersihkan dari seluruh sifat dan akhlak tercela, karena puasa berisi kekuatan penyucian dan membatasi gerak setan yang selalu menggoda manusia untuk berbuat kejahatan," katanya di Padang, Jumat, terkait hanya tinggal tiga hari lagi. Menurut Buya, puasa telah diwajibkan Allah kepada umat-umatnya sebelum Islam. "Puasa mengandung beberapa hikmah, antara lain sarana membangun sifat takwa, karena paling tepat menahan syahwat, pandangan, meredam amarah dan menghapus dendam," katanya. Ia mengatakan, puasa atau `shaum` itu maknanya `imsak` yang artinya menahan diri untuk tidak makan, tidak minum dan tidak bersenggama suami isteri pada siang hari. Semua itu dilakukan oleh umat Islam, katanya, hanya mengharap ridha Allah SWT dan diniyatkan pula semata karenaNya. Kewajiban berpuasa oleh umat Islam, diisyaratkan dalam QS Baqarah ayat 183. Sementara itu Ibnu Umar yang meriwayatkan sabda Rasullulah SAW, katanya, Islam dibangun di atas lima hal pokok yakni syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad Rasul Allah. Mendirikan sholat, membayar zakat berpuasa pada Ramadhan dan berhaji. Puasa adalah ibadah paling dibenci setan, yang enggan berpuasa tentulah sahabat setan, karena puasa adalah bentuk ketaatan pada Allah SWT. "Selain itu puasa latihan bagi manusia menghadapi kondisi sulit, puasa mengalahkan pengaruh jiwa yang jahat dan penunduk nafsu," katanya, yang lebih besar lagi maknanya adalah puasa melatih sabar karena sejatinya puasa adalah ujian latihan dari Allah. Makna besar puasa selain melatih solidaritas dan peduli pada orang miskin, juga menyatukan ibadah umat Islam di seluruh dunia, dengan serentak berpuasa pada bulan yang sama Ramadhan. "Ibadah ini juga menyehatkan tubuh karena menghilangkan senyawa-senyawa negatif dalam tubuh yang berpuasa, serta menguatkan psikis/fisik, dan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tidak ada ria," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008