Semarang (ANTARA News) - Jumlah pemudik ke Jawa Tengah pada Lebaran 2008 diperkirakan mencapai 4,9 juta jiwa atau mengalami peningkatan sekitar 10,7 persen dari Lebaran 2007. "Suatu angka yang luar biasa maka jumlah kebutuhan apa pun juga akan meningkat saat Lebaran," kata Kepala Biro Ekonomi Sekda Jateng, Ichwan Sudrajat di Semarang, Jumat. Ia mengatakan, ada delapan gejala yang terus berulang setiap tahun menjelang Lebaran, yakni arus mudik, kenaikan harga kebutuhan pokok, peningkatan kerawanan arus lalu lintas. Kemudian peningkatan kebutuhan BBM, pemberlakuan tarif batas atas angkutan umum yang kurang diiringi pelayanan yang lebih baik, peningkatan gangguan kamtibmas, peningkatan pelayanan simpatik yang lebih baik, dan kecenderungan pembayaran THR beberapa perusahaan yang terlambat sehingga menimbulkan kerawanan sosial. "Gejala-gejala tersebut sifatnya memang alami, karena meningkatnya jumlah pemudik," katanya. Ia mengatakan, beberapa hari ini kebutuhan pokok mulai melambung, tetapi tidak terjadi pada semua komoditas. Ada kebutuhan yang harganya turun seperti minyak goreng dan gula pasir. Sedangkan beberapa kebutuhan pokok yang mengalami peningkatan, antara lain telur ayam, daging ayam, tepung terigu, dan minyak tanah. "Namun, setelah kita kaji ternyata kenaikan harga daging ayam dan telur bukan karena peningkatan permintaan tetapi karena harga pakan ternak naik," katanya. Ia mengatakan, distribusi kebutuhan pokok menjelang lebaran sering terganggu karena perjalanan tidak bisa lancar sehingga harga kebutuhan pokok menjadi naik. Namun, katanya, stok kebutuhan pokok di Jawa Tengah aman, cukup untuk beberapa bulan ke depan. Ia mengatakan, stok beras cukup aman sebanyak 233.619,5 ton, cukup untuk persediaan di jateng hingga Maret 2009. Persediaan gula pasir 30.000 ton, telur ayam 11,4 ton, daging sapi 5,3 ton, daging ayam 7,2 ton, tepung terigu 23.500 ton. "Secara umum stok kebutuhan pokok di Jateng aman sampai akhir tahun 2008, meskipun ada kenaikan," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008