Mataram (ANTARA News) - Pengikut Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Asrama Transito Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) siap menjalankan ibadah puasa bulan Ramadhan. "Kami baru saja mengikuti pengajian dan mendapat pemberitahuan bahwa pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan tahun ini mulai besok 1 September 2008," kata Rosidin (57) yang ditemui dilokasi pengungsian Asarma Transito Mataram, Minggu. Rosidin merupakan bagian dari 33 Kepala Keluarga (KK) atau 130 jiwa pengikut Ahmadiyah yang mendiami Asrama Transito Mataram, sejak rumah mereka di Kecamatan Lingsar, Lombok Barat dirusak dan dibakar massa pada 4 Pebruari 2006. Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) diwilayah NTB diperkirakan lebih dari 180 orang, sebanyak 33 KK atau 130 jiwa berada di Mataram, ibukota Provinsi NTB dan 50 jiwa lainnya berada di Kabupaten Lombok Tengah. Pengikut Ahmadiyah lainnya juga mengungkapkan kesiapan mereka menjalankan ibadah puasa Ramadhan, sebagaimana umat Islam lainnya di berbagai penjuru dunia. "Sesuai arahan dari ustadz yang memberi pengajian, puasa mulai besok (Senin 1/9) dan kami semua sudah mempersiapkan diri melaksanakan kewajiban itu," kata Hambali diamini pengikut Ahmadiyah lain. Hasil pantauan lapangan, situasi dilokasi Asrama Transito Mataram menjelang bulan Ramadhan cukup semarak, canda tawa anak-anak dan para orangtua mewarnai aktivitas rutin para pengikut Ahmadiyah dilokasi penampungan sementara itu. Suasana silaturahim sesama penghuni lokasi pengungsian jelas terlihat, nuansa Islami seperti jubah dan mukena terutama di kalangan anak-anak makin mempertegas bahwa para penghuni Asrama Transito Mataram itu siap berpuasa. Hingga kini para pengikut Ahmadiyah masih menjalani kehidupan sebagaimana aktivitas dilokasi pengungsian lain, meskipun pemerintah daerah menghendaki mereka menjalani kehidupan normal seperti warga lain karena masa tanggap darurat telah berakhir. Menurut Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial NTB, Drs. H. Junaidi Najamuddin, bantuan tanggap darurat berupa beras sebanyak 400 gram/orang untuk pengungsi Ahmadiyah di NTB hanya cukup untuk jatah enam bulan kedepan. "Kalau merujuk pada pengertian tanggap darurat, seharusnya mereka (pengungsi Ahmadiyah) sudah kembali kesanak keluarga atau hidup layak diluar lokasi pengungsian," katanya. Pihaknya mengajukan permintaan dukungan beras dari Departemen Sosial untuk pengungsi Ahmadiyah, kalau tidak diberi maka dengan sendirinya bantuan tanggap darurat mereka berakhir, tambah Najamiddin.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008