Jakarta (ANTARA News) — Ahmad Syafii Maarif secara resmi menerima Magsaysay Award 2008 untuk kategori Peace and International Understanding pada Minggu (31/8) pukul 15.30 waktu Manila, Filipina. A. Syafii Maarif dalam pidatonya mengemukakan, Magsaysay Award yang diterima tidak terlepas dari persyarikatan Muhammadiyah yang telah membesarkan sekaligus pernah dipimpinnya. "Saya diberi kepercayaan memimpin Muhammadiyah ketika Indonesia menghadapai masalah yang kompleks," ujarnya dihadapan sekira 2.000 tamu undangan. Ia mengakui bahwa kerjasama dengan dengan para tokoh lintas agama, yakni Katolik, Protestan, Buddha, Hindu dan Konghuchu menjadi kekuatan sosio-kultural sangat penting dalam menentukan masa depan Indonesia yang sangat plural di bawah Pancasila sebagai common platform. "Untungnya, usaha saya berasama para tokoh lintas-agama untuk mempromosikan pluralisme, toleransi dan inklusivisme mendapat apresiasi dan dukungan dari arus besar masyarakat Indonesia," katanya. Diakhir sambutannya, Maarif menyatakan, filosofi hidupnya sangat sederhana bahwa tidak hanya orang beriman (believers) saja yang berhak hidup di muka bumi, tetapi juga orang yang tidak beriman (non-believers), bahkan kalangan atheis sekalipun, dengan satu syarat semuanya sepakat untuk hidup berdampingan dengan saling menghargai dan menghormati secara damai. "Saya sadar bahwa perdamaian mempunyai banyak halangan dan tantangan, tapi tanpa perdamaian hidup menjadi tidak relevan (irrelevant) dan tidak bermakna (meaningless)," katanya menambahkan. Yayasan Ramon Magsasay (the Board of Trustees of the Ramon Magsaysay Award Foundation/RMAF) memberikan penghargaan itu di Main Theather, Cultural Center of the Philippines. Ahmad Syafii Maarif dalam acara itu didampingi oleh Nur Chalifah (istri) dan Raja Juli Antoni (Direktur Eksekutif MAARIF Institute). Turut hadir pada acara tersebut, antara lain Abdullah Kusumaningprang (Wakil Duta Besar RI di Manila), Charles F. Hutapea (Direktorat Diplomasi Publik Deplu RI), Teten Masduki (Indonesian Corruption Watch-ICW), Anton Sudjarwo (Dian Desa). (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008