"Berdasarkan pengalaman dan latar belakangnya, memang orang tepat untuk perkuat AU di bidang organisasi, teknologi dan kesiapan operasi," kata Fahmi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Menurut Fahmi, Tonny memiliki segudang pengalaman di bidang organisasi, pemeliharaan Alutsista dan peningkatan sumber daya manusia (SDM).
Hal tersebut sudah teruji lantaran dia sempat menjabat sebagai Danlanud Adi Soemarmo Jawa Tengah tahun 2016, dan Danlanud Halim Perdanakusuma Jakarta tahun 2018.
Tidak hanya itu, penerbang tempur lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1993 ini juga pernah menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) II.
Baca juga: TNI AU bakal tambah dua skuadron drone di Tarakan dan Malang
Hal ini dinilai Fahmi sebagai modal yang cukup untuk memperkuat lini teknologi dan strategi pertahanan TNI di udara.
Selain itu, Tonny juga memiliki rekam jejak karir di lingkungan Istana Kepresidenan. Hal tersebut terjadi ketika dia menjabat sebagai Pamen Sekretariat Militer Presiden (Setmilpres) Kemsetneg atau dengan kata lain sebagai ajudan Presiden Jokowi pada 2014.
"Ini menunjukkan bahwa beliau punya chemistry yang baik dengan Presiden," kata dia.
Selanjutnya, dia tunjukkan menjadi Staf Khusus KSAU tahun 2020 sebelum akhirnya menempati jabatan sebagai Pangkogabwilhan II.
Namun dari semua keunggulan itu, Fahmi menilai Tonny mempunyai satu keunggulan utama yang tidak dimiliki kepala staf yang lainnya yakni usia tergolong muda.
Fahmi menjelaskan di jajaran AU sendiri, Tonny tergolong yang paling muda mendapatkan pangkat bintang tiga. Hal ini membuat Tonny memiliki waktu yang panjang untuk melakukan pembenahan di jajaran AU.
Bahkan, Tonny berpeluang menduduki jabatan Panglima TNI di masa depan jika melihat dari lamanya sisa masa tugas.
"Dia punya peluang cukup besar untuk bisa jadi panglima TNI di masa depan karena masa aktifnya baru akan berakhir pada Oktober 2029. Jadi ya proyeksinya bisa saja sampai ke panglima TNI juga," kata Fahmi.
Dengan terpilihnya Tonny, Fahmi berharap kekuatan pertahanan dan AU sepeninggal KSAU sebelumnya bisa semakin ditingkatkan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menunjuk Mohamad Tonny Harjono sebagai Kasau menggantikan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan penunjukan Marsdya Tonny sebagai KSAU tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 20/TNI/Tahun 2024 yang ditandatangani 25 Maret 2024.
"Presiden telah menandatangani Keppres Nomor 20/TNI/Tahun 2024 tanggal 25 Maret 2024 tentang pemberhentian dengan hormat Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dari jabatannya sebagai KSAU, dan pengangkatan Marsekal Madya TNI Mohamad Tonny Harjono sebagai KSAU yang baru," kata Ari dalam pesan singkat di Jakarta, Selasa.
Penggantian KSAU ini dilakukan karena Marsekal Fadjar Prasetyo akan memasuki masa pensiun pada 9 April 2024 mendatang.
Ari Dwipayana menyampaikan Keppres tersebut mulai berlaku sejak saat pelantikan yang rencananya akan diselenggarakan dalam waktu dekat.
Marsekal Fadjar menjabat sebagai KSAU sejak dilantik Presiden di Istana Negara 20 Mei 2020 lalu.
Saat itu Fadjar dilantik menjadi KSAU bersama dengan Laksamana TNI Yudo Margono yang dilantik sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL).
Keduanya dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 32 dan 33/TNI/Tahun 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan KSAL dan KSAU serta Keputusan Presiden Nomor 34 dan 35/TNI/Tahun 2020 tentang Kenaikan Pangkat dalam Golongan Perwira Tinggi TNI.
Baca juga: Presiden tunjuk Marsdya Tonny Harjono sebagai KSAU
Baca juga: KSAU pantau perjalanan pertama C-130J Super Hercules ke Merauke
Pewarta: Walda Marison
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024