Bandung (ANTARA News) - Berdasarkan data Departemen Kesehatan 2007, sebanyak 50 persen lebih atau 6.022 orang, dari 10.641 pasien terinfeksi virus HIV di Indonesia berumur antara 20 hingga 29 tahun. Kepala Divisi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Ramona Sari, di Bandung, Senin, mengatakan, tingginya angka di kalangan remaja ini diakibatkan gonta-ganti pasangan, aborsi tidak aman, terjangkit infeksi menular seksual dan pelacuran. "Faktor-faktor inilah yang menyebabkan tingginya angka remaja terinfeksi HIV/AIDS," kata Ramona. Selain itu adanya keinginan "coba-coba" untuk melakukan aktivitas seksual diakibatkan adanya perubahan beberapa bagian tubuh reproduksi dan seksual pada remaja. "Pada rentang usia tersebut, keingintahuan remaja akan sesuatu yang baru cenderung lebih tinggi tanpa mengindahkan nilai-nilai kesehatan reproduksi sehingga tingkat penularan sangat tinggi," kata Ramona saat Pelatihan HIV/AIDS dan Kespro bagi wartawan. Mereka, lanjutnya, cenderung masih belum memiliki kematangan mental dan secara fisik terjadi beberapa perubahan pada tubuhnya sehingga mendorong adanya keinginan untuk melakukan aktivitas seksual. "Keinginan-keinginan tersebut sangat manusiawi muncul namun jika tidak dibarengi dengan pengetahuan kesehatan reproduksi (kespro) maka akan berakibat buruk," kata Ramona. Remaja memiliki hak seksual dan reproduksi sehingga diperlukan pendekatan-pendekatan untuk menyosialisasikan pentingnya mengetahui dan menjaga kespro melalui berbagai cara. "Semua pihak, tidak hanya pemerintah wajib memberikan sosialisasi ini tidak hanya kepada remaja namun juga masyarakat luas," katanya. Ketidaktahuan atas informasi kespro ini diungkapkan seorang "survivor" atau Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), Cantik (14) yang ditemui ANTARA. "Saya tidak mengetahui adanya penyakit kelamin atau virus yang membahayakan saat melakukan hubungan seksual. Saya tidak tahu dan tidak mengerti tentang itu," katanya yang mengaku sudah berkali-kali melakukan hubungan seksual. Cantik yang pertama kali melakukan hubungan seksual karena mabuk-mabukan dengan pacarnya ini tidak pasrah dengan keadaan yang kini menimpaanya. "Saya ingin segera bekerja dan telah melamar ke beberapa perusahaan untuk membiayai anak saya," ujar ibu yang memiliki anak dan suami yang juga terinfeksi virus yang sama ini. Berdasarkan Data Dinas Kesehatan, urutan kedua kasus penderita virus HIV/AIDS di Indonesia berada pada usia 30-39 tahun, 40-49 tahun, penderita yang tidak diketahui, usia 15-19 tahun dan anak usia satu hingga empat tahun. Penularan terbanyak berasal dari penggunaan jarum suntik dan pelaku heteroseksual dan sisanya dari para pelaku homo-biseksual. Pada 2006 lalu jumlah angka "survivor" 8.194 orang dan 5.321 orang pada 2005.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008