Jambi (ANTARA News) - Pemerintah banyak mengambil langkah kebijakan yang kurang tepat saat rakyat sedang susah seperti menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). "Pertamina pekan lalu juga menaikkan harga elpiji dalam kemasan 12 kg, justru memasuki bulan Ramadhan yang diprediksi juga mempengaruhi harga sembilan bahan pokok (Sembako)," kata Ketua Umum DPD Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) Provinsi Jambi, Drs Usman Ermulan, Senin. Mantan anggota Komisi IX DPR RI itu menyatakan, langkah yang kurang tepat dilakukan pemerintah mencerminkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Wapres Jusuf Kala yang sepertinya tidak berpihak pada rakyat. Para menteri dalam kabinet SBY-JK, terutama yang bertugas di bidang perekonomian seharusnya memberi masukan yang tepat. Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Provinsi Jambi (YLKPJ) Warasdi menilai Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg sejak 25 Agustus 2008, seenaknya dan terlalu gegabah. Seharusnya mengakulasi daerah penghasil gas dan bukan penghasil gas. Misalnya Jambi sebagai salah satu daerah penghasil gas harus menjadi perhatian, jangan menyamaratakan dengan daerah lain bukan penghasil gas. "Setidaknya ada kompensasi bagi daerah penghasil gas," katanya. Pertamina sejak 25 Agustus 2008 kembali menaikkan harga jual elpiji kemasan 12 kg sebesar 9,5 persen dari Rp5.250 per kg menjadi Rp5.750/kg. Sebelumnya, per 1 Juli 2008, harga sudah naik dari dari Rp4.250 menjadi Rp5.250 per kg. Pertamina juga berencana menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp500 per bulan sampai harga yang sekarang mencapai Rp11.400 per kg.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008