Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia sulit untuk mengakui kemerdekaan Ossetia Selatan dan Abkhazia, sebagaimana kasus Kosovo. Menurut keterangan resmi dari Departemen Luar Negeri RI yang diterima ANTARA News di Jakarta, Selasa, pemerintah RI sulit mengakui kemerdekaan dua wilayah Georgia itu dengan alasan apa pun, termasuk yang digunakan oleh negara sahabat seperti Rusia guna melindungi warga negara Georgia keturunan Rusia. Keputusan yang sama juga pernah diambil oleh pemerintah RI awal tahun ini ketika Kosovo menyatakan kemerdekaannya dari Serbia. Indonesia menjunjung tinggi penghormatan terhadap keutuhan wilayah dan kedaulatan negara, yang merupakan masalah prinsip yang tertuang dalam Piagam PBB dan hukum internasional. Menurut pemerintah RI, penghormatan terhadap prinsip keutuhan wilayah (territorial integrity) dan kesatuan nasional (national unity) itu harus dipegang teguh dalam hubungan antar negara. Kedua prinsip itu telah ditegaskan dan digarisbawahi oleh Indonesia ketika menghadapi masalah Kosovo, sebab Indonesia tidak ingin pengecualian atas prinsip tersebut dijadikan preseden dalam penanganan masalah serupa, termasuk menyangkut alasan perlindungan atas sebagian warga negara dari suatu negara yang berdomisili di wilayah nasional suatu negara. Indonesia semula berharap masalah Ossetia Selatan dan Abkhazia dapat diselesaikan melalui cara-cara damai dalam proses di bawah kendali Dewan Keamanan PBB (DK PBB) yang mempunyai mandat untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Pemerintah RI menilai, sejak awal konflik mengenai Ossetia Selatan dan Abkhazia yang melibatkan Rusia dan Georgia merupakan masalah keamanan dan perdamaian internasional. Oleh karena itu, Indonesia tetap berharap DK PBB, utamanya negara-negara anggota tetap DK PBB, memberikan pengutamaan peranan DK PBB untuk menyelesaikan masalah tersebut. Bulan lalu, Rusia menyatakan pengakuannya atas kemerdekaan sepihak Ossetia Selatan dan Abkhazia yang dikecam luas oleh dunia internasional, terutama barat. Sedangkan awal tahun ini negara-negara barat menyatakan pengakuannya atas kemerdekaan Kosovo yang dicekal oleh Rusia dan Serbia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008