Palangka Raya (ANTARA News) - Kota Palangka Raya menjadi salah satu kota berkategori paling konsumtif berdasarkan besarnya uang yang dibelanjakan warga kota setiap bulannya, demikian Bank Indonesia Palangka Raya, Selasa. "Tiap bulan sebanyak Rp250 miliar uang keluar dari Palangka Raya untuk membayar barang dari Banjarmasin dan kota-kota di pulau Jawa," kata Deputi Pemimpin Bank Indonesia Palangka Raya Bidang Ekonomi Moneter Asral Mashuri. Ironisnya, berdasarkan catatan BI Palangka Raya, tiap bulan perbankan kota itu hanya mampu menghimpun dana Rp100 miliar, sementara pasokan uang yang harus dikeluarkan perbankan mencapai Rp350 miliar. Akibatnya, Bank Indonesia tiap bulan harus memasok tambahan uang kartal dalam jumlah Rp250 miliar ke pasar sebagai aliran dana keluar bersih. Jumlah sebesar ini ternyata selalu habis dibelanjakan. Pola konsumtif warga Kota Palangka Raya terlihat dari minimnya upaya warga memenuhi kebutuhan akan komoditas karena selalu mengandalkan pasokan dari luar daerah. "Dari 22 komoditas yang dikonsumsi warga, hanya tiga yang diproduksi sendiri yaitu ikan segar, jagung dan sayur-sayuran. Sisanya, 19 komoditas harus dibeli dari Banjarmasin atau Jawa," papar Asral. Kondisi ini membuat arus uang di Palangka Raya tidak sebanding karena uang yang keluar lebih banyak daripada yang masuk. Kurangnya sektor produktif yang menghasilkan barang dan jasa menyebabkan ekonomi Palangka Raya kurang berkembang karena uang yang beredar justru dinikmati warga daerah lain, terutama Banjarmasin. "Dalam posisi seperti ini Kota Banjarmasin maju pesat karena uang dari Palangka Raya selalu masuk ke daerah itu," kata Asral. Asral berharap, pemerintah daerah bisa menggerakkan sektor produktif untuk mengurangi ketergantungan komoditas dari daerah luar sekaligus menekan arus uang keluar daerah. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008