diharapkan bisa mulai dijalankan pada awal tahun 2020 secara bertahap di seluruh wilayah Kalteng
Palangka Raya (ANTARA) - Dewan Riset Daerah Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan sepakat dan mulai mewujudkan pembelajaran atau pembiasaan Bahasa Inggris sejak anak berusia dini sehingga bisa tuntas saat anak lulus Sekolah Dasar.

“Setiap anak yang lulus dari Sekolah Dasar di seluruh wilayah Kalteng, selanjutnya bisa langsung masuk dalam interaksi teknologi tinggi yang mensyaratkan kemampuan beradaptasi dengan Bahasa Inggris,” ucap Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi Kalteng Prof.Dr.Sulmin Gumiri, M.Sc pada rapat pembahasan final dokumen penyusunan Blue Print/Grand Design Kalteng 2024 di Palangka Raya, Kamis.

DRD Kalteng segera mengomunikasikan dengan para pihak terutama Gubernur Kalteng untuk segera menjadikan bagian dari rencana perubahan kurikulum pendidikan di antaranya dengan memaksimalkan proses pembiasaan dan pengajaran Bahasa Inggris  tingkat Sekolah Dasar.

Pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat SD sebagai upaya percepatan menyiapkan generasi milenial di Provinsi Kalteng agar secara mental dan budaya siap masuk dalam interaksi dan pergaulan Internasional.

Diharapkan kebijakan penuntasan pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat SD bisa mulai dijalankan pada semester kedua atau awal tahun 2020 secara bertahap di seluruh wilayah Kalteng, kata Prof Sulmin Gumiri yang juga anggota Tim Percepatan Pembangunan Provinsi Kalteng.

Baca juga: Belajar bahasa asing lebih mudah dengan seni
 

 Rapat pembahasan final dokumen penyusunan Blue Print/Grand Design Kalteng 2024 di Palangka Raya itu juga sebagai bagian dari menyiapkan wilayah Provinsi Kalteng sebagai Daerah Penyangga Ibu kota Negara baru di wilayah provinsi tetangga Kalimantan Timur.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim saat beraudiensi dan berdiskusi dengan  Ikatan Guru Indonesia (IGI) menyatakan hal yang perlu dilakukan dalam pembenahan sistem pendidikan di Indonesia, termasuk penghapusan pembelajaran Bahasa Inggris di SMP dan SMA.

Dewan Pimpinan Pusat IGI mengusulkan 10 Revolusi Pendidikan berupa penataan ulang postur kurikulum SD hingga SMA sederajat.

Di tingkat Sekolah Dasar, IGI mengusulkan untuk mengubah postur mata pelajaran utama. Di antaranya menjadikan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris dan Pendidikan Karakter berbasis agama dan Pancasila ke dalam mata pelajaran utama.

“Dengan begitu, pembelajaran Bahasa Inggris di SMP dan SMA dihapuskan, karena seharusnya sudah dituntaskan di SD. Pembelajaran bahasa Inggris fokus ke percakapan, bukan tata bahasa,” kata Ketua IGI M Ramli di siaran pers, Senin (4/11).

Tak hanya itu, jumlah mata pelajaran di SMP juga, kata Ramli, sebaiknya dibatasi maksimal lima mata pelajaran. Dengan basis utama yang ditekankan adalah pada Coding. Sementara itu, tingkat SMA juga dimaksimalkan enam mata pelajaran.


Baca juga: Nadiem sebut pendidikan karakter jadi prioritas utama
 

Pewarta: Muhammad Yusuf
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019