Surabaya (ANTARA News) - Kedatangan tim robot "Jump-Be" dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang menjadi juara ketiga dalam kontes robot Asia Pacific Broadcast Union (ABU) Robocon 2008 di Pune, India pada 31 Agustus 2008, Rabu malam, disambut bak juara. "Terimakasih atas perjuangan adik-adik mahasiswa, meski bukan juara pertama, tapi adik-adik mahasiswa tidak kalah. Kalian adalah juara, karena mampu mengalahkan Vietnam yang dua kali juara dunia," kata Direktur PENS-ITS, Dr Ir Titon Dutono MEng. Saat mewakili rektor ITS Surabaya Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD yang berhalangan menyambut tim robot Jump-Be karena sakit, ia menilai kekalahan tim Indonesia mengalahkan China seperti kontes robot tahun sebelumnya, hanya soal takdir. "Saya kira, robot Jump-Be mampu mencapai govinda (posisi sempurna) tercepat saja sudah bagus, termasuk lebih cepat dari tim juara dunia China. Bagi kami, bagaimana pun kalian telah mengharumkan nama Indonesia di ajang robotika internasional," katanya. Setelah memuji, Direktur PENS-ITS tampak langsung mempersilahkan enam anggota tim Jump-Be untuk menikmati buka puasa bersama, yakni Iwan Kurnianto (driver), Bagus Hendra Prasetyo, Ridla Rizalani Arif, Bayu Prasetyo, M Syaiful Azis, dan Ali Murtadlo. "Wah, rasanya saya baru makan, karena di India tidak ada makanan yang cocok, sehingga badan jadi lemas," kata Ali Murtandlo. Senada dengan itu, Pembantu Dekan III PENS-ITS, Tri Budi Santoso ST MT, yang mendampingi tim delegasi Indonesia, menyatakan kegagalan tim Jump-Be karena mereka langsung bertemu juara dunia dari Xi`an Jiao Tong University, China di babak semifinal. "Tim Indonesia bertemu dengan tim dari China yang sama saat tim Indonesia menjadi juara kedua dan tim China menjadi juara dunia pada tahun lalu (2007). Kekurangan tim kita hanya pada mental juara yang kurang," katanya. Di babak semifinal, katanya, robot tim China sebenarnya sempat bertabrakan dengan robot Jump-Be, sehingga mengalami kerusakan, namun karena mereka memiliki mental juara, maka mereka akhirnya mampu mengalahkan tim Mesir dengan angka tipis (22-21). "Kita banyak belajar pada tim China untuk memiliki mental juara, meski strategi di lapangan selalu berubah-ubah, tapi nggak mudah grogi," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008