Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Pelaksana Harian Badan Pengendalian dan Pemenangan pemilu (Bappilu) Partai Golkar Firman Soebagyo menuduh Yuddy Chrisnandi berbohong karena mengaku telah dicalonkan sebagai bakal calon anggota legislatif (caleg) oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Propinsi Jabar. "Ini harus diluruskan, yang terjadi (adalah) DPD Propinsi justru tidak mencalonkan dia," kata Firman Soebagyo di Jakarta, Kamis. Beberapa waktu lalu, di berbagai media masa, Yuddy mengaku telah dicalonkan oleh DPD Jabar sebagai bakal caleg pada urutan nomer satu. Namun ketika DPP malah menetapkannya di nomor urut 4 untuk Daerah Pemilihan VIII Jabar, Yuddy merasa diperlakukan tidak adil sehingga memutuskan mengundurkan diri. Menurut Firman, meskipun DPD tidak mengusulkan nama Yuddy sebagai bakal caleg, atas kebijakan Ketua Umum Jusuf Kalla nama Yuddy tetap dicantumkan pada nomor urut empat. Pengakuan sama diungkapkan Ketua DPP Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) Syamsul Maarif yang mengatakan Yuddy diusulkan oleh DPD II Kabupaten Cirebon pada nomer urut satu dan DPD II Kota Cirebon pada nomer urut 2. Namun, DPD II yakni kabupaten dan kota bukan mengajukan ke DPP tetapi hanya mengajukan usulan ke DPD Propinsi karena yang berhak mengusulkan ke DPP adalah DPD Propinsi. "Ini surat dari Korwil Agus Kartasasmita, surat ini diterima DPP, nomer surat B139/Golkar/VIII/2008 tertanggal 2 Agustus 2008 tentang usulan daftar caleg propinsi Jabar untuk Dapil V, tak ada nama Yuddy Chrisnandy," kata Syamsul. Menurut Syamsul, usulan DPD Propinsi disusun alfabetis dan nama Yuddy Chrisnandi tidak termasuk dalam daftar usulan DPD propinsi itu. Menurut Syamsul ada beberapa alasan mengapa Yuddy tidak diusulkan sebagai bakal calon legislatif 2009, salah satunya karena Yuddy pernah diberi peringatan tetapi tidak mengindahkan peringatan itu. Selain itu, beberapa pernyataan Yuddy di media massa tentang masalah internal dinilai pimpinan parpol tidak etis. "Meski DPD propinsi dan korwil tidak mencalonkan Yuddy tapi atas kebijakan Ketua Umum Jusuf Kalla meminta agar Yuddy dimasukkan," kata Syamsul. Yuddy, kata Syamsul, seharusnya tidak perlu bersikap tergesa-gesa. Jika memang Yuddy merasa populer maka ditempatkan di nomor berapa pun tidak masalah karena Partai Golkar menetapkan calon legislatif terpilih berdasarkan suara terbanyak, bukan berdasar nomor urut. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008