Bekasi (ANTARA News) - Pelajar tingkat SMA yang tergabung dalam Forum Pelajar Muslim Bekasi dan Pemuda Islamic Bekasi (FPMB-PIB), menyerukan kepada penegak hukum memberantas tindak pidana korupsi. Ketua FPMB-PIB, Awang di Bekasi, Minggu, mengatakan, tindak pidana korupsi diduga semakin merajalela di kantor pemerintah daerah Kota Bekasi, sehingga mensengsarakan rakyat. "Pelajar mendukung sepenuhnya dan menyerukan penegak hukum di Kota Bekasi untuk memberantas tindak pidana korupsi di jajaran pemda tersebut," ujarnya. Koruptor harus dijatuhi hukum yang seberat-beratnya, karena menggerogoti uang negara dan menimbulkan kemiskinan, sehingga diperlukan keberanian penegak hukum untuk menyeret koruptor ke meja hijau. Negara ini berdasarkan hukum, sehingga pejabat atau siapa saja yang melanggar hukum harus ditindak sesuai aturan biar jera. Menyinggung soal pendidikan gratis, Awang mengatakan, pendidikan gratis di Kota Bekasi hanya omong kosong, karena orangtua murid masih dibebani berbagai pungutan tidak resmi. Pada tahun ajaran 2008, pendidikan gratis yang berlaku di SDN di Kota Bekasi baru sebatas bebas uang sumbangan pembangunan pendidikan (SPP), tetapi guru menjual buku pelajaran harganya mahal. Belakangan ini, diduga para kepala sekolah SDN di Kota Bekasi secara terselubung menjual buku pelajaran kepada anak didik mereka dengan harga lebih mahal, ketimbang di toko buku. Di saat masyarakat sedang kesulitan ekonomi dibebani biaya membeli buku paket pelajaran di sekolah untuk putra putrinya dengan harga mahal, maka pada tahun ajaran 2009 Pemda Kota Bekasi hendaknya menyediakan buku paket pelajaran gratis. "Sudah banyak orangtua murid yang anaknya diterima di SDN mengeluh karena membeli buku paket pelajaran mahal dari guru asal sekolah. Dan itu memberatkan orangtua, maka pada tahun ajaran mendatang Pemda Kota Bekasi menyediakan buku pelajaran SDN gratis," ujar Awang. Demi masa depan anak, orangtua murid rela menggadaikan barang elektronik miliknya di kantor Pegadaian Kota Bekasi untuk membeli perlengkapan sekolah. Beberapa waktu lalu, puluhan orangtua murid SDN dari keluarga miskin mengadu ke dewan karena tidak mampu membeli buku pelajaran di sekolah dengan harga Rp350.000 per paket. "Jadi pendidikan gratis SDN di Kota Bekasi hanya omong kosong, karena orangtua murid masih dikenai pungutan tidak resmi oleh pihak sekolah," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008