London (ANTARA News) - Harga minyak "rebound" (memantul kembali) pada Senin, di tengah ekspektasi bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mulai menurunkan produksinya karena harga penutupan mendekati batas 100 dolar AS, kata para pedagang. Pasar juga terbantu oleh penyelamatan pemerintah AS terhadap dua raksasa pembiayaan perumahan negara tersebut, ditambah lagi "rebound" dari harga terendah lima bulan di tengah kecemasab bahwa Badai Ike dapat mengancam fasilitas produksi AS di Teluk Meksiko. Kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Oktober, naik 71 sen menjadi 106,94 dolar AS per barrel. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober meningkat 72 sen menjadi 104,81 dolar AS. Perdagangan Brent sempat dihentikan sementara (suspensi) pada Senin karena "technical glitch". "Harga minyak sedang didukung oleh kekhawatiran masalah produksi di Teluk Meksiko," kata analis dari Sucden, Nimit Khamar. "Para pelaku pasar juga akan terus mematau pertemuan OPEC, dimana OPEC diperkirakan akan mempertahankan produksinya tak berubah. Namun OPEC masih dapat menurunkan produksi tidak resmi mereka." Jelang pertemuan kebijakan OPEC di Wina pada Selasa (9/9), Iran memimpin seruan kepada kartel untuk memangkas produksinya dengan memastikan bahwa anggota-anggotanya hanya memompakan kuota resmi mereka dan tidak lebih. Harga minyak telah merosot dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS pada Juli, dengan pertemuan OPEC terlihat sebagai sebuah uji coba apakah level harga ingin dipertahankan kartel. Sebagian besar analis yang disurvei oleh AFP memperkirakan ke-13 negara anggota OPEC menyepakati untuk menurunkan produksi informalnya hingga sebelum pertemuan berikutnya yang dijadwalkan Desember, untuk merubah target produksi resminya. Pemangkasan produksi akan dilaksanakan para anggota, terutama Arab Saudi, yang menyepakati untuk mengurangi kelebihan produksi m di atas kuota OPEC mereka, yang akan menggeser minyak dari pasar, namun bukan kebijakan merubah jumlah secara resmi. "Tentu saja di sana (di pasar) kelebihan pasokan," kata Menteri Perminyakan Iran Gholam Hossein Nozari, Senin, setibanya di ibukota Austria, Senin, menggarisbawahi keinginan Teheran untuk melihat penerapan sistem kuota organisasi OPEC. Pada saat ini, OPEC diyakini memproduksi sekitar satu miliar barrel, melebihi kuota 29,67 juta barrels per hari (bpd), dengan Arab Saudi mencatat kelebihan produksi terbesar. Produksi OPEC sekitar 40 persen minyak dunia. Harga minyak pekan lalu telah turun sekitar 10 persen ke level terendah lima bulan ditutup pada 104 dolar AS karena Badai Gustav tak merusak penyulingan dan anjungan minyak AS di Teluk Meksiko. Badai Ike telah muncul dan masuk kategori dua karena kekuatannya melemah di kawasan Kuba dan Havana sejak Minggu (7/9), demikian dilaporkan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA, Senin (8/9). Setelah dihempas Badai Gustav dan Hanna, kawasan itu kembali diterjang Badai Ike. Bahkan beberapa hari mendatang bakal muncul Badai Yosephine. Setelah muncul di kawasan Bahama, Badai Ike diperkirakan bakal menerjang kawasan ladang minyak di Teluk Meksiko, Amerika Serikat.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008