Jakarta (ANTARA News) - Sulitnya likuiditas di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Rabu, ditutup turun tajam dan berada di level psikologis 1.800. IHSG ditutup anjlok 73,709 poin atau 3,76 persen menjadi 1.885,043 atau level terendah sejak 2 April 2007 yang saat itu berada di level 1.855,339. Sedangkan indeks LQ45 terkoreksi 18,373 poin di posisi 379,413 atau level terendah sejak penutupan 22 Maret 2007. "Penurunan indeks ini lebih banyak disebabkan faktor internal, yaitu masalah likuiditas saja," kata Analis Riset PT BNI Securities Muhammad Alfatih kepada ANTARA di Jakarta, Rabu. Menurut Alfatih, masalah likuiditas terjadi karena banyak perbankan yang menawarkan suku bunga tinggi sehingga pelaku pasar mengalihkan investasi ke produk perbankan, seperti deposito, giro maupun tabungan yang dirasa lebih aman. Tertekan tajamnya ndeks juga dipengaruhi sentimen buruk dari melemahnya harga minyak yang menyentuh level 103,26 dolar per barel dan kecenderungan turunnya bursa regional. Sebagian besar bursa regional hari ini ditutup melemah, diantaranya Hang Seng yang melemah 376,74 poin atau 1,84 persen untuk ditutup pada 20.114,36 dan indeks Straits Times di bursa Singapura yang tertekan 34,33 poin atau 1,28 persen menjadi 2.638,87. Kondisi ini membuat sebagian besar saham, meliputi 186 efek turun, sedangkan yang naik hanya 29 efek dan 42 efek stabil. Penurunan indeks dipimpin saham unggulan seperti Bumi Resources turun Rp450, United Tractors melemah Rp300, Astra Agro Lestari terkoreksi Rp1.350 menjadi Rp12.900, Bank BRI terkikis Rp250, Telkom tertekan Rp100, Timah menurun Rp285, Bank BCA tertekan Rp25 dan Tambang Batubara Bukit Asam anjlok Rp1.000. Volume perdagangan mencapai 3,06 miliar saham dengan total nilai kapitalisai Rp3,851 triliun dengan frekuensi alih kepemilikan saham 68.961 kali. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008