Hanoi, (ANTARA News) - Cara-cara curang berdagang makanan sedang "marak" terungkap; Ada kasus menjual makanan kedaluarsa, memasak ulang daging sisa, dan kini terkuak juga kasus mencampur kapur dalam adonan biskuit. Untungnya, kasus terakhir bukan terjadi di Indonesia melainkan di Vietnam. Pabrik-pabrik makanan di Vietnam diam-diam mencampur kapur dengan terigu sebagai bahan biskuit. Seperti dilaporkan kantor berita DPA, polisi setempat menyebutkan alasan para pengusaha biskuit memasukkan kapur adalah untuk menekan ongkos produksi. Polisi menemukan biskuit yang mengandung bubuk batu gamping tersebut pekan lalu saat memeriksa tiga pabrik makanan di suatu distrik di sekitar Hanoi. Phan Van Vien dari departemen kepolisian lingkungan menyebutkan pihaknya belum dapat memastikan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan tersebut. Perusahaan makanan itu tidak mendaftarkan kandungan biskuit ke badan merek dagang setempat,karena itu mereka tidak bisa dituduh dengan pasal menjual produk palsu atau bohong-bohongan. "Satu-satunya sanksi yang bisa kami kenakan adalah bahwa mereka telah melanggar standard kesehatan makanan," kata Vien. Polisi mengemukakan bahwa satu kilogram biskuit mengandung 30 hingga 39 persen bubuk kapur. Biskuit campur itu kapur dijual sekitar Rp4.500 setiap kilogram sedangkan biskuit yang masih murni harganya sekitar Rp5.500. Para pejabat kementerian kesehatan mengemukakan bahwa kapur di biskuit itu menyalahi standard bagi penggunakan kalsium pada makanan. "Tubuh kita memerlukan kalsium karbonat organik,tapi bubuk kapur dalam kasus ini sebagian besar mengandung kalsium karbonat inorganik yang biasa untuk membuat kapur tulis," kata Nguyen Thu Huong, seorang analis kimia di kementerian kesehatan."Produk ini bisa membahayakan kesehatan konsumen." Polisi menyita 8,5 ton biskuit tercemar itu serta 3,4 ton kapur. Para pejabat mengakui bahwa peraturan di Vietnam membolehkan para produsen menggunakan kalsium karbonat untuk makanan dan peraturan itu tidak menjelaskan jumlah maksimal yang boleh digunakan. Pada awal pekan ini, Perdana Menteri Nguyen Tan Dung memerintahkan badan-badan pemerintah yang terkait mengintensifkan usaha memerangi makanan tercemar.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008