Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali menginginkan lebih banyak turnamen cabang olahraga petanque digelar di berbagai daerah di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Zainudin saat mengunjungi pemusatan latihan nasional (pelatnas) petanque SEA Games 2019 di Kampus B Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jumat.

“Ini petanque bukan olahraga asal Indonesia, tapi kalau bisa harus diperbanyak turnamennya. Saya kalau tidak ke sini, tidak tahu kalau ada olahraga ini,” ujar Zainudin.

Baca juga: Timnas putri petanque diundang ke kejuaraan dunia di Kamboja

Dengan lebih banyak turnamen petanque, Menpora berharap agar olahraga yang berasal dari Prancis itu bisa lebih populer di kalangan masyarakat Indonesia.

Tidak hanya agar lebih dikenal, tapi Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) juga diminta untuk membuat turnamen di sejumlah daerah agar lebih banyak lahir atlet-atlet petanque di masa mendatang.

Untuk menjaring potensi-potensi atlet itu, Zainudin menyarankan agar turnamen petanque tidak hanya digelar di Jakarta, tetapi berbagai provinsi di Indonesia harus bisa menjadi tuan rumah pelaksanaan kejuaraan petanque.

Ia juga mendorong pelaksanaan turnamen petanque yang lebih banyak lantaran olahraga tersebut tidak memerlukan banyak dana dan dapat dimainkan oleh semua kalangan secara menyenangkan.

Terkait pelaksanaan turnamen, Zainudin pun berkomitmen bahwa Kemenpora siap membantu segala persiapannya.

“Apa yang bisa kita bantu, tentu akan kita bantu. Kemenpora siap mendukung dari segi apapun,” katanya.

Baca juga: Petanque targetkan satu emas dan perak di SEA Games 2019

Sementara itu, Ketua Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Caca Isa Saleh mengungkapkan bahwa cabang olahraga petanque baru ada di 28 provinsi di Indonesia, sehingga diperlukan sosialisasi lebih gencar supaya cabang olah raga tersebut lebih dikenal luas oleh seluruh masyarakat.

Terkait pelaksanaan turnamen petanque yang lebih banyak di beberapa daerah, Caca menuturkan bahwa hal tersebut tidak sulit untuk dilaksanakan selama pemprov setempat memberikan dukungan penuh dalam persiapannya.

“Yang susah itu kalau di daerah kan pemprovnya harus mau berkorban untuk olahraga. Kita gak bisa main nyuruh-nyuruh saja,” tutur Caca.

Caca menyebutkan sudah cukup banyak turnamen digelar di beberapa daerah di Indonesia seperti Surabaya, Bali, Padang, Jawa Barat, dan Aceh. Hal itu, menurutnya dapat terlaksana berkat dukungan dari pemprov terhadap cabang olahraga pentaque.

Permainan olahraga petanque merupakan olahraga tradisional asal Prancis yang sudah ada sejak sekitar 1907-an. Selain di Prancis, berbagai negara bekas jajahannya seperti Kamboja juga banyak yang memainkan permainan olahraga tersebut.

Petanque adalah permainan olahraga yang bertujuan melempar bola besi sedekat mungkin dengan bola kayu. Kaki pelempar yang berada di dalam lingkaran kecil yang sudah ditentukan itu harus melempar bolanya dengan jarak enam hingga 10 meter.

Petanque dimainkan di tanah lapang atau rerumputan yang berukuran 4x15 meter. Secara teknis, olahraga tersebut lebih mengedepankan akurasi, strategi dan feeling dari para pemainnya.

Biasanya Petanque dimainkan selama beberapa jam. Pemenang adalah tim yang paling banyak mencetak skor. Skor ditentukan melalui seberapa banyak bola besi yang dilemparkan yang posisinya berdekatan dengan bola kayu.

Baca juga: Lolos ke timnas, Mirda Wahyuni bidik emas di SEA Games 2019

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019