Lebak (ANTARA News) - Sebanyak 12.660 anak usia bawah lima tahun atau balita di Kabupaten Lebak, Banten, mengalami gizi kurang. Pendataan tersebut berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG) September tahun 2007 lalu. "Sebagian besar balita yang terserang gizi kurang itu berasal dari keluarga miskin," kata Kepala Bidang Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Tata Sudita, Sabtu. Tata Sudita mengatakan, saat ini pihaknya akan membantu khusus balita penderita gizi kurang dengan melalui pemberian makanan tambahan-air susu ibu (PMT-ASI) yang dananya dari APBD Provinsi Banten. Tujuan pemberian makanan ini adalah salah satunya untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi gizi buruk dari gizi kurang. Oleh karena itu, bantuan makanan ini dapat meningkatkan status gizi penderita. "Saya optimistis makanan tambahan berupa biskuit dapat meningkatkan kesehatan serta pertumbuhan berat badanya," katanya. Menurut Tata , penyebab tingginya penderita gizi buruk karena faktor kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Selain itu, anak memiliki penyakit bawaan seperti jantung, TB, HIV/AIDS, paru-paru dan lain-lainnya. Karena itu, penanggulangan penderita gizi buruk atau gizi kurang harus melibatkan semua komponan, baik pemerintah, pengusaha, lembaga swasta dan masyarakat. "Saya kira selama ekonomi masyarakat belum sejahtera, tentu penderita gizi buruk atau gizi kurang tidak akan tuntas," katanya. Sementara itu, Bayu (5) seorang balita penderita gizi kurang warga Cimanggu, Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, sering mengalami-batuk-batuk, demam tinggi juga berkurang napsu makan. "Untuk itu, dia harus dijadikan prioritas mendapatkan bantuan makanan tambahan selama satu bulan," kata seorang kader posyandu di desa setempat, Nuri(30).(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008