Jakarta (ANTARA) - Aktris Jepang Erika Sawajiri, ditangkap pada Sabtu (16/11) setelah polisi menemukan narkoba sintetis MDMA di rumahnya di Tokyo. Ia mengaku telah memakai obat terlarang "selama beberapa lama" dan juga memakai beberapa jenis narkotika ilegal lainnya, kata sumber penyelidik.

Dilansir Kyodo, sumber itu mengatakan Departemen Kepolisian Metropolitan menerima informasi sekitar sebulan lalu bahwa Sawajiri yang berusia 33 tahun memiliki obat terlarang yang berbeda dari MDMA.

Sawajiri diserahkan kepada jaksa hari Minggu setelah menghabiskan waktu semalam di kantor polisi di Koto Ward.

Puluhan reporter dan fotografer berkumpul sejak dini hari untuk melihat sang aktris, tetapi Erika duduk di kursi belakang mobil yang terhalang ketika meninggalkan kantor polisi.

Baca juga: Erika Sawajiri ditangkap akibat kepemilikan narkoba

Baca juga: Jefri Nichol jalani sidang lanjutan terkait kasus narkoba


Sawajiri, yang telah muncul di sejumlah film dan drama TV, mengaku memiliki obat terlarang setelah polisi menemukan 0,09 gram MDMA di rumahnya di Meguro.

Polisi juga menganalisis sampel air seni Sawajiri, yang meninggalkan rumah pada Jumat malam ke klub malam di distrik Shibuya, kata sumber tersebut.

MPD menggerebek rumahnya segera setelah dia kembali ke rumah Sabtu pagi. Ibunya, yang tinggal bersama aktris itu, berada di rumah pada saat itu, kata mereka. Sawajiri bekerja sama dengan pihak berwenang selama pencarian berlangsung.

Sawajiri dianugerahi penghargaan pendatang baru terbaik di Japan Academy Film Prize untuk perannya sebagai gadis etnis Korea yang tinggal di Jepang dalam "Pacchigi!", disutradarai oleh Kazuyuki Izutsu dan dirilis pada Januari 2005.

Sawajiri dikenal di Asia saat membintangi drama "1 Litre of Tears" (2005) yang juga pernah tayang di televisi Indonesia pada 2007. Dalam drama itu, Sawajiri menjadi pemeran utama, seorang remaja yang didiagnosis menderita penyakit spinocerebellar degeneration.

Baca juga: Kazunari Ninomiya "Arashi" menikah dengan mantan penyiar

Baca juga: Kesan-kesan Arashi tentang tur Jet Storm di empat kota dalam 39 jam

Baca juga: Jakarta, perhentian pertama Arashi jumpai penggemar di Asia

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019