Moskow (ANTARA News) - Sebuah Boeing 737-500 Rusia jatuh dekat Pegunungan Ural, Minggu, sehingga menewaskan semua orang di dalamnya, para pejabat menyatakan. Pesawat yang dioperasikan oleh perusahaan penerbangan nasional Aeroflot dan sedang dalam penerbangan domestik dari Moskow itu jatuh di tanah kosong saat berusaha mendarat di kota Perm, Siberia. Para petugas pemadam kebakaran sedang memadamkan api di lokasi musibah, tetapi puing-puing pesawat menimpa jalur kereta api timur-barat, sehingga memaksa alat angkutan umum itu ditutup, media Rusia memberitakan. Para penyelidik sedang terbang dari Moskow dalam usaha menentukan apa yang menyebabkan pesawat itu jatuh, tetapi tidak ada kesan pesawat jatuh akibat serangan atau sabotase. "Ada 88 orang di pesawat itu, 82 penumpang dan enam awak," kata jurubicara Kementerian Urusan Darurat, Irina Andriana, seperti dilaporkan Reuters. "Semua mereka tewas. Tidak ada korban di darat." Andrianova mengatakan kontak dengan pesawat itu putus ketika pesawat itu terbang diketinggian 1.800 meter ketika menurun. Presiden Rusia, Dmitry Medvedev menerima laporan tentang musibah itu dari Menteri Keadaan Darurat Sergei Shoigu, kata kantor-kantor berita yang mengutip badan pers Kremlin. Kecelakaan itu merupakan yang terburuk yang dialami perusahaan penerbangan Rusia sejak paling tidak 170 orang tewas Agustus 2006 ketika sebuah pesawat TU-154 milik perusahaan penerbangan Pulkovo jatuh di Ukraina, dalam penerbangan dari kawasan wisata Anapa, Laut Hitam ke St Petersburg. Aeroflot, sebuah perusahaan penerbangan yang dililit utang dalam tahun 1990-an ketika memiliki armada yang terdiri atas pesawat buatan Sovyet, diubah menjadi perusahaan yang mencari keuntungan dengan ambisi global. Kecelakaan terakhir pesawat Aeroflot terjadi Maret 1994 di Siria dimana 70 orang tewas. Bulan lalu, paling tidak 65 orang tewas ketika sebuah pesawat Boeing 737-200 jatuh di Kyrgystan, negara pecahan Sovyet di Asia Tengah. (*)

Copyright © ANTARA 2008