Jayapura (ANTARA News) - Kasus masuknya lima warga negara Australia secara illegal ke Merauke, Papua, saat ini sedang ditangani tim terpadu terdiri dari Imigrasi, Polres Merauke, pangkalan TNI AU (Lanud) dan Bandara Mopah, Merauke. "Saat ini masalah dan orangnya ditangani secara terpadu, mengingat selain tidak memiliki visa, mereka juga masuk ke Merauke dengan menggunakan pesawat pribadi yang juga tanpa dilengkapi surat-surat," kata Kepala Imigrasi Merauke, Freddy Manus SH, saat dihubungi ANTARA dari Jayapura, Senin. Dikatakannya, khusus untuk masalah keimigrasian pihaknya sedang menunggu petunjuk dari Dirjen Imigrasi di Jakarta, termasuk tindakan yang akan diambil. Karena itu, kelima orang WN Australia yang terdiri dari dua awak pesawat jenis V-68 dengan kode penerbangan VH-PFP yang berangkat dari Horn Island, Australia, Jumat, dan tiba di Merauke sekitar pukul 12.10 WIT itu saat ini diisolasi di salah satu hotel yang ada di kota Merauke, jelas Freddy Manus. Kapolres Merauke, AKBP Made Djuliadi, ketika dihubungi ANTARA secara terpisah mengakui, pihaknya sudah memerintahkan Kasat Intel Polres untuk membantu penyelidikan, mengingat kedatangan kelima warga asing itu tanpa dilengkapi surat-surat. "Apa motif yang ada di balik semua itu, karena baik orang maupun pesawatnya tidak memiliki surat-surat," jelas Kapolres Merauke. Pesawat berbadan kecil itu masuk ke Merauke tanpa dilengkapi surat-surat seperti security clearance dan flight approval. Kelima WN Australia adalah William Henry Scott Bloxam (pilot), Vera Scott Bloxam (co pilot), Hubert Hofer (penumpang), Karen Burke (penumpang) dan Keith Rowald Mortimer (penumpang). (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008