Pasuruan (ANTARA News) - Kapolresta Pasuruan AKBP Harry Sitompul mengatakan jumlah korban tewas dipastikan sebanyak 21 orang sementara korban luka-luka 10 orang. Saat jumpa pers di ruang pertemuan RSD Dr. Soedarsono Kota Pasuruan, Senin sore, Kapolresta mengatakan korban tewas masih berada di kamar mayat untuk diidentifikasi dan divisum untuk mengetahui penyebab kematian. Sedangkan korban luka masih dirawat intensif di ruang rawat gawat darurat. Dia juga menyebutkan, para korban kebanyakan tidak membawa kartu identitas diri. Namun para korban telah banyak dikenali oleh keluarganya, melalui foto yang dipasang di depan kamar mayat. Para korban yang semuanya wanita, berusia 25 hingga 50 tahun. Ke-21 korban tewas masing-masing adalah: 1. Suliatin (warga Kelurahan Kepel, Kota Pasuruan) 2. Ngatemi (Gadingrejo, Kota Pasuruan) 3. Waginah (Jln Imam Bonjol, Kota Pasuruan) 4. Farida (Tambaan, Kota Pasuruan) 5. Yanti (Kebonjaya, Kota Pasuruan) 6. Saminah (Kepel, Kota Pasuruan) 7. Salamah (Tambaan, Kota Pasuruan) 8. Chotimah (Jln Hang Tuah, Kota Pasuruan) 9. Satuk (Ngemplakrejo, Kota Pasuruan) 10. Asiah (Gadingrejo, Kota Pasuruan) 11. Nikmah (Jln Halmahera, Kota Pasuruan) 12. Sumiran (Ngemplakrejo, Kota Pasuruan) 13. Suhanik (Tamanan, Kota Pasuruan) 14. Sunarsih (Krapyakrejo, Kota Pasuruan) 15. Nafiah (Gadingrejo, Kota Pasuruan) 16. Chotjah (Desa Pasrepan, Kabupaten Pasuruan) 17. Samiatu (Desa Patuguran Rejoso, Kabupaten Pasuruan) 18. Aminah (Wonojati Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan) 19. Safaat (Wonojati Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan) 20. Siti Khotijah (Rejosokidul, Kabupaten Pasuruan) 21. Tumiati (Tosari, Kabupaten Pasuruan). Ke-10 korban luka adalah: 1. Liana (Sekargadung, Kota Pasuruan) 2. Asmani (Gadingrejo, Kota Pasuruan) 3. Sukarni (Purutrejo, Kota Pasuruan) 4. Waginah (Imam Bonjol, Kota Pasuruan) 5. Lusiana (Mandaranrejo, Kota Pasuruan) 6. Ayumi (alamat tidak jelas) 7. Amsani (alamat tidak jelas) 8. Maria Ulfah (Jogorepuh Pasrepan, Kabupaten Pasuruan) 9. Mbok Su (Pasrepan, Kabupaten Pasuruan) 10. Lina (Pengkol Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan) Kapolresta belum menegaskan penyebab korban tewas. Namun ia mengatakan, untuk mengungkap penyebab kematian, mayat korban akan dilakukan visum. Kapolresta mengatakan, kegiatan pembagian zakat yang dilakukan keluarga H. Syaichon tidak memberi tahu pihak-pihak terkait, mulai dari RT/RW setempat maupun kepada pihak keamanan. Pembagian zakat hanya dilakukan oleh keluarga H. Syaichon yang dibantu oleh sejumlah tenaga dari lingkungan keluarganya. Pembagian zakat dimulai pukul 10.00 WIB. Namun warga telah datang sejak pagi. Harry mengaku, mendapat laporan kejadian sekitar pukul 10.15. Setelah itu sekitar pukul 11.00 personel polisi sebanyak 2 SST (60 personel) datang menghentikan kegiatan dan mengevakuasi korban. Sebelumnya, saat kejadian tidak ada satu pun polisi di lokasi kejadian. Sehingga untuk evakuasi pertama terhadap para korban dilakukan para wartawan yang sedang meliput sejak pagi. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.15, atau sekitar seperempat jam setelah acara pembagian dimulai. Ribuan warga yang datang sejak pagi ditampung dalam sebuah gang yang dipagari, sehingga mereka yang masuk tidak bisa keluar lagi. Meski sejumlah orang telah pingsan, tidak bisa meninggalkan lokasi, karena gang ditutup setelah pukul 10.00 WIB. Dalam poster yang ditempel tertulis, pembagian zakat dimulai pukul 09.30 WIB sampai pukul 12.00 WIB, sehingga mereka yang datang di luar itu tidak dilayani. Para calon penerima zakat datang dari berbagai pelosok desa dari wilayah Kota dan Kabupaten Pasuruan. Mereka datang sejak pagi, tapi pembagian baru dimulai puul 10.00 WIB. Tragedi terjadi saat sekitar seperempat jam pembagian dimulai, satu per satu warga yang berdesakan masuk ke halaman masjid. Sementara ribuan warga yang berada di gang bergerak dari tiga arah, timur, barat, dan utara menuju satu pintu yang dibuka hanya selebar satu orang. Saat terjadi desak-desakan, sejumlah warga terjengkang jatuh dan terinjak-injak. Sementara arus desakan dari arah timur dan barat terus merangsek ke arah pintu, sehingga warga yang jatuh dan tertumpuk tidak bisa begerak. Dengan kondisi warga yag telah tertumpuk pintu utama antre juga tidak dibuka. Antrean pembagaian zakat masih terus berlangsung dengan memasukkan orang satu per satu. Akibatnya, korban yang semula masih hidup satu per satu menghembuskan nafas terakhir dalam posisi terjepit, tanpa ada pertolongan. Evakuasi besar-besaran baru bisa dilakukan setelah para petugas datang. Kapolresta mengemukakan, kini H. Syaichon bersama tiga saudaranya sedang dimintai keterangan di Mapolresta Pasuruan sebagai saksi. Namun Kapolresta mengatakan, bisa saja yang bersangkutan bisa meningkat menjadi terdakwa, jika dalam pemeriksaan nanti terbukti telah melakukan kelalian yang mengakibatkan seseorang meninggal dunia. (*)

Pewarta:
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2008