Lebak (ANTARA News) - Tiga anak usia bawah lima tahun (balita) penderita gizi buruk di Kabupaten Lebak, Banten kondisinya kritis dan masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Adjidarmo Rangkasbitung. "Ketiga balita yang dirujuk itu kondisinya parah, bahkan sudah stadium III akibat terserang penyakit penyerta," kata Kepala Bagian Humas RSUD dr Adjidarmo Rangkasbitung, Kabupaten Lebak Hj Rostarina, Selasa. Ia mengatakan hingga saat ini balita penderita gizi buruk di sejumlah kecamatan terus bertambah akibat kemiskinan serta rendahnya pendidikan. "Mereka dibawa ke rumah sakit dengan kondisi sangat memprihatinkan, sehingga petugas medis bekerja keras untuk menyelamatkan jiwa pasien penderita gizi buruk tersebut," katanya. Sebagian besar penderita sudah mengidap penyakit penyerta seperti TB, diare, demam tinggi, paru-paru dan sesak napas serta kelainan jantung. "Selama ini hampir setiap hari kami menerima pasien gizi buruk dengan kondisi sangat parah," katanya. Kata da, ketiga balita penderita gizi buruk yang kritis tersebut yakni Sep (3 bulan) warga Kecamatan Cikulur dengan berat badan 3,2 kg. Kemudian Nur (1) warga Kecamatan Rangkasbitung dengan berat badan 7,5 kg, serta Sen (10 bulan) warga Kecamatan Cileles dengan berat badan 5,8 kg. "Seluruh balita gizi buruk yang dirawat itu berat badannya tidak sesuai dengan usianya, sehingga perlu pemulihan gizi dan pengobatan penyakitnya," katanya. Sementara itu, Mad (45) orangtua balita gizi buruk mengatakan dirinya pasrah dengan kondisi anaknya yang terbaring di rumah sakit karena tidak bisa memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari. Apalagi, saat ini dirinya menganggur, sehingga tidak mampu memberi asupan gizi yang baik terhadap anak keduanya itu. Kepala Bidang Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Tata Sudita mengatakan sampai saat ini penanggulangan kasus gizi buruk harus melibatkan semua komponen, baik kalangan pemerintah, pengusaha dan tokoh masyarakat. "Saya kira tidak akan tuntas penanganan gizi buruk jika hanya dibebankan kepada petugas kesehatan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008