Jakarta, (ANTARA News) - Panitia Khusus Hak Angket BBM DPR akan mendalami rencana pengadaan tangki terapung Blok Cepu dalam rapat dengan anak perusahaan ExxonMobil Oil Indonesia (EMOI), Mobil Cepu Limited (MCL). Ketua Pansus Hak Angket BBM DPR Zulkifli Hasan sebelum rapat dengan petinggi EMOI dan MCL di Jakarta, Rabu mengatakan, pihaknya akan bertanya lebih jauh soal pengadaan tangki terapung di Laut Jawa yang berpotensi merugikan negara hingga 1,2 miliar dolar AS itu. "Kami akan dalami lagi. Apa alasan mereka membangun tangki tersebut," katanya. Hadir dalam rapat antara lain Presiden dan General Manager EMOI Terry S McPhail, Presiden MCL Michael K Nelson, dan Wakil Presiden Bidang Hubungan Eksternal Maman Budiman. Selain itu, menurut Zulkifli, pihaknya juga akan menanyakan kewenangan pengelolaan Blok Cepu. "Selama ini, kami tahu Blok Cepu dikelola bersama Pertamina dan Exxon. Tapi, kenapa Pertamina tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan," katanya. Sebelumnya, Zulkifli juga meminta pemerintah membatalkan rencana pembangunan tangki penampung produksi minyak Blok Cepu yang sudah disetujui BP Migas tersebut. Potensi kerugian tersebut diperoleh setelah melakukan rapat dengan mantan Dirut PT Pertamina EP Cepu Hestu Bagyo yang kini menjadi Staf Ahli PT Pertamina (Persero). Kerugian tersebut dihitung selama 20 tahun beroperasinya tangki. Pansus Hak Angket akan meminta keterangan BP Migas pada 24 September 2008 dan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro pada 25 September 2008. Sebelumnya, BP Migas mengatakan, kajian teknis dan ekonomis antara tangki terapung dan tangki darat sudah dilakukan konsultan Moffat and Nichole dari AS setelah rencana pengembangan (POD) disetujui April 2007. "Kesimpulannya, tangki terapung lebih menguntungkan dari tangki darat," kata Wakil Kepala BP Migas Abdul Muin. Dari hasil kajian konsultan tersebut, MCL dan PEPC mengusulkan pelaksanaan disain (front end engineering design/FEED) untuk menyiapkan dokumen lelalng pengadaan tangki terapung. BP Migas sudah menyetujui FEED pada Mei 2007. Menurut dia, seluruh pekerjaan FEED selesai April 2008 dan saat ini akan masuk tahap pelelalangan.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008