Jakarta (ANTARA News) - Calon presiden (capres) tidak harus dari kalangan muda namun yang terpenting adalah sosok yang mampu menerapkan komunikasi lintas generasi sehingga kaum muda dan kaum tua bisa saling membahu membangun negeri. "Capres muda tidak menjamin akan mampu menjembatani kaum muda dan generasi tua pada era kepemimpinan nasional yang baru," kata Sekjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) Letjen M Yasin pada dialog politik bertema "Memperkuat Kepemimpinan Nasional" di Jakarta, Rabu. M Yasin mengatakan, masyarakat saat ini lebih menantikan figur pemimpin nasional yang sanggup membenahi persoalan ekonomi bangsa, seperti kemiskinan dan pengangguran. Namun demikian, kemampuan tersebut harus didukung oleh cara berkomunikasi yang benar, sehingga tidak menimbulkan sikap apatis terhadap pemerintah. "Seorang pemimpin harus dapat diterima anak-anak muda, tapi juga berani mengambil keputusan," ujarnya. Ia berpendapat, sudah seharusnya setiap pemimpin negeri ini mampu membaur ke setiap lapisan masyarakat, sehingga dapat mengetahui persoalan dasar yang dihadapi. M Yasin yang belum lama ini diusung Partai Karya Perjuangan (Pakar Pangan) sebagai capres mendatang, mengaku sudah terbiasa berhadapan dengan para aktivis mahasiswa. Ia juga mendukung kegiatan seminar atau diskusi mahasiswa, karena forum tersebut dapat menjadi solusi untuk memperbaiki setiap persoalan. Selain mampu berkomunikasi dengan kalangan muda, capres juga diharapkan tidak takut menghadapi kritik mereka. "Aparat pemerintah seharusnya jangan takut dikritik mahasiswa, lalu menghindar diundang setiap forum diskusi mahasiswa," katanya. Ia mengaku sebagian kelompok aktivis mahasiswa, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), sering memintanya untuk menjadi pembicara utama. M Yasin merasa percaya diri dan mengaku berjiwa muda, sehingga siap mengakomodir suara mahasiswa. Saat ini Yasin juga dijadikan caleg oleh Pakar Pangan di Dapil VIII Jabar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008