Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, umat Islam harus mampu memfungsikan Al-Quran dalam hidupnya sesuai dengan perkembangan zaman yang selalu berubah. "Banyak ayat Al-Quran yang harus dipahami secara kontekstual untuk menjawab situasi yang selalu berkembang," katanya dalam sambutan yang dibacakan Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX pada peringatan Nuzulul Quran di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Rabu malam. Menurut dia, Al-Quran akan dianggap ketinggalan zaman jika umat Islam tidak mampu menjadikannya sebagai rujukan untuk mengatasi persoalan masa kini maupun di masa datang. "Perlu diingat, Al-Quran bukan hanya untuk umat Islam melainkan untuk semua manusia di muka bumi, dan kitab tersebut untuk segala ruang dan waktu," katanya. Ia mengatakan, Al-Quran akan bermakna jika umat manusia terus menerus mengaplikasikannya dalam kehidupan. Tanpa itu, Al-Quran hanya akan menjadi kitab suci yang kering makna. "Untuk itu, kaum muslimin harus menjadi ujung tombak dalam memahami Al-Quran. Pada bulan yang suci ini marilah kita segera melakukan perubahan dengan menciptakan suasana religius di setiap kesempatan," katanya. Dengan demikian, ke depan diharapkan salat tidak berhenti hanya sampai di masjid, puasa tidak berhenti di bulan Ramadhan, dan haji tidak berhenti di Padang Arafah saja. "Namun, perubahan memahami Al-Quran harus sinergis dan didukung semua kalangan. Umat Islam harus bangkit dengan Al-Quran, dengan cara memfungsikannya sebagai pedoman hidup sehari-hari," katanya. Peringatan Nuzulul Quran di Pagelaran Keraton Yogyakarta itu dihadiri ribuan orang, termasuk unsur Muspida DIY.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008