Kudus (ANTARA) - Pebulu tangkis putra asal Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Bayu Satriawardana Saum Putra (11) tetap semangat mengikuti Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 yang diselenggarakan PB Djarum hingga akhirnya bisa meraih super tiket, setelah delapan kali mengalami kegagalan.

"Meskipun gagal delapan kali, untuk audisi kesembilan ini saya tetap semangat dan tidak kapok mengikutinya kembali," kata peraih super tiket bulu tangkis audisi beasiswa Djarum Kudus Bayu Satriawardana Saum Putra didampingi orang tuanya Sri Sugiarti di Kudus, Rabu.

Ia mengungkapkan mengikuti audisi umum bulu tangkis yang diselenggarakan PB Djarum, dimulai tahun 2016 di Surabaya dan Kudus, namun gagal meraih super tiket untuk bisa melaju di tahap final.

Baca juga: Peserta dari luar Pulau Jawa curi perhatian tim pencari bakat audisi

Kemudian, lanjut dia, tahun 2017 kembali mencoba mengikuti audisi serupa di Surabaya, namun gagal kemudian mencoba di audisi kota terakhir, yakni Kudus, namun kembali gagal.

Tahun 2018, atlet bulu tangkis yang mengidolakan pebulu tangkis Kevin Sanjaya itu kembali mencoba dan tiga kota dicobanya, yakni Surabaya, Solo dan Kudus, namun kembali gagal.

Untuk mendapatkan hasil yang bagus, orang tuanya menitipkannya di salah satu klub bulu tangkis di Kudus untuk menambah pengalaman bertandingnya sejak setahun lalu.

Baca juga: 30 peserta audisi raih super tiket, melaju ke final di Kudus

Dengan bekal latihan rutin dan rajin mengikuti perlombaan, tahun 2019 kembali mencoba peruntungan untuk bisa menembus ketatnya persaingan mendapatkan beasiswa bulu tangkis di PB Djarum yang digelar di Solo.

"Hanya saja, saya kembali gagal. Kemudian di Kota Kudus sebagai kota terakhir audisi, kembali mencoba dan bersyukur bisa meraih super tiket," ujarnya.

Persiapan yang dilakukan, kata dia, tidak hanya berlatih fisik, melainkan juga berlatih meningkatkan kemampuan, tenaga, kecepatan, serta kelincahan dalam bergerak.

Baca juga: PB Djarum prioritaskan cetak atlet tunggal putra berprestasi

Sri Sugiharti mengakui anaknya sejak usia 3 tahun sudah menyukai bulu tangkis sehingga orang tua mendukung sepenuhnya.

"Meskipun sempat gagal delapan kali, orang tua tetap memberikan motivasi untuk tetap semangat mengikuti audisi berikutnya," ujarnya.

Dalam rangka meningkatkan pengalaman bertandingnya, kata dia, anaknya itu memang dititipkan di salah satu klub bulu tangkis di Kudus agar memiliki kesempatan bertanding yang lebih banyak.

"Jika masih tetap di Kota Mataram tentu tidak berkembang karena jarang mengikuti pertandingan. Sedangkan selama di Kudus cukup sering ada pertandingan sehingga bisa meningkatkan kemampuannya bermain bulu tangkis," ujarnya.

Pada tahap final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019 yang digelar di GOR Djarum Jati, Kudus, akan bersaing dengan 133 atlet dari berbagai provinsi di Tanah Air yang digelar mulai 20-22 November 2019.

Baca juga: Gawai jadi hambatan pembinaan atlet muda PB Djarum

Baca juga: Media sosial pengaruhi pola permainan peserta audisi PB Djarum


Final audisi mempertemukan para peraih super tiket dari audisi yang dilaksanakan di Kota Bandung, Purwokerto, Surabaya, Solo Raya, dan Kudus.

Di pengujung tiga hari gelaran final audisi umum, yakni Jumat (22/11) akan diumumkan peserta yang melangkah ke tahap karantina.

Para peserta yang masuk karantina ditentukan oleh penilaian dari jajaran pelatih PB Djarum, sedangkan hasil pertandingan peserta selama final audisi menjadi bahan pertimbangan penjurian.

Fase Karantina digelar selama satu pekan, mulai 23-29 November 2019 di dua GOR Djarum di Jati dan Kaliputu, kemudian PB Djarum akan mengumumkan siapa saja peserta yang mendapat beasiswa bulu tangkis dan bergabung dengan klub asal Kudus ini.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019