Bengkulu (ANTARA News) - Sekitar 300 ton minyak kelapa sawit (CPO) milik PT Agro Muko (AM) di Kabupaten Muko Muko tidak bisa diangkut keluar kebun karena terkena dampak putusnya Jalan Lintas Barat (Jalinbar) di wilayah itu sejak dua hari terakhir. Saat ini ratusan ton minyak CPO itu masih menumpuk di pabrik, seharusnya sudah diangkut ke pelabuhan Teluk Bayur Padang, Sumatera Barat untuk dikapalkan, kata Humas PT Agro Muko Idrus ketika dihubungi, Jumat. Menurut dia, tidak bisa diangkutnya minyak kelapa sawit itu akibat terputusnya Jalinbar di wilayah itu, sedangkan beberapa jembatan pada jalan alternatif yang ada diperkirakan tidak mampu dilewati oleh kendaraan CPO tersebut. Jumlah CPO yang menumpuk itu diperkirakan akan bertambah, bila jalan alternatif yang sedang dibuat sekarang belum rampung dalam pekan ini, katanya. Jalan alternatif terdekat dari pabrik CPO PT AM sekarang sedang dikerjakan dan harus mengorbankan ratusan pohon kelapa sawit perusahaan penanam modal asing itu. Pihak direksi sudah menyetujui penebangan ratusan pohon kelapa sawit yang tengah produktif itu, demi kelancaran transportasi umum dan pengangkutan produksi perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut. Abrasi air laut itu, juga akan mengancam tanaman kelapa sawit perusahaan itu, karena sampai sekarang sudah ratusan pohon yang mati terkena air laut, sedangkan lahannya juga sudah ikut tergerus air laut. Sebelumnya Kepala Kompraswil Kabupaten Muko Muko Ir Husaini Nurdin mengatakan, Jalinbar di wilayah Kabupaten Muko Muko, terutama pada poros Air Uba, Air Punggur dan Air Dikit sepanjang 15 Km, sejak Rabu (16/9) malam putus total, sehingga arus kendaraan dialihkan melalui jalan alternatif. Jalan yang putus akibat gerusan air laut itu sekitar 20 meter, namun diperkirakan akan terus melebar, karena hantaman gelombang pasang cukup besar, bahkan mengancam badan Jalinbar sepanjang 15 Km di wilayah itu. Untuk kelancaran transportasi menuju Kota Bengkulu, sekarang sudah dibuat jalan alternatif melalui perkebunan kelapa sawit PT AM. Jalan alternatif itu, hanya bisa dilalui kendaraan pribadi dan kendaraan kapasitas antara tiga sampai delapan ton, sedangkan kendaraan antar lintas Sumatera sejak pekan lalu sudah dialihkan melalui poros Lubuk Pinang-Penarik.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008