London (ANTARA News) - Harga minyak mentah kembali naik untuk ketiga kalinya berturut-turut, Jumat, sehingga sempat menembus 103 dolar AS per barrel pada akhir pekan fluktuatif ekstrim pasar finansial. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet, untuk pengiriman Oktober, melompat 3,45 dolar AS menjadi 101,33 dolar AS per barrel setelah pada awal mencapai posisi tertinggi perdagangan harian pada 103,64 dolar AS. Minyak mentah Brent North Sea, London, untuk pengiriman November meningkat 2,72 dolar AS menjadi 97,91 dolar AS per barrel. "Kenaikan harga berlanjut setelah pasar kembali bergairah, didorong oleh rencana penyelamatan oleh pemerintah AS atas gangguan pasokan," kata Kevin Norrish, seorang analis pada Barclays Capital di London, kepada AFP. Pemerintah AS mengatakan telah menetapkan rencana penyelamatan untuk menyelesaikan menggunungnya hutang tak tertagih yang merongrong bank-bank selama tahun yang lalu. Menteri Keuangan Henry Paulson mengatakan, Jumat, sebuah rencana penyelamatan sektor finansial yang bermasalah akan memakan biaya "ratusan miliar" dolar AS. Berita lain yang mempengaruhi pasar minyak Jumat adalah pernyataan kelompok militan di Nigeria selatan, Gerakan Emansipasi Delta Niger (MEND), yang mengatakan telah menghancurkan pipa utama penyaluran minyak milik Royal Dutch Shell. Serangan itu merupakan yang kelima kali terhadap fasilitas milik Shell di Rivers State, pusat industri minyak Nigeria, selama sepekan. Sejak muncul pada awal 2006, MEND yang berjuang agar warga lokal di Nigeria selatan mendapat bagian yang lebih besar dari perolehan penjualan minyak, telah menyebabkan terpangkasnya produksi minyak Nigeria lebih dari seperempatnya. Pada hari Kamis harga minyak mentah dunia sempat menyentuh level 102 dolar AS, karena dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia, setelah sejumlah bank sentral menawarkan pinjaman jangka pendek bernilai miliaran dolar AS kepada sejumlah lembaga keuangan untuk mendapatkan dana segar di tengah tekanan global atas kredit. Dollar AS yang melemah membuat minyak menjadi lebih murah bagi para pembeli yang memegang valuta asing yang lebih kuat. Minyak, seperti emas, juga merupakan pilihan investasi yang aman di tengah gejolak ekonomi. Harga minyak mentah melonjak sekitar enam dollar AS pada hari Rabu setelah pemerintah AS menyelamatkan raksasa asuransi AS, AIG, senilai 85 miliar dolar AS gagal menenangkan pasar dan mendorong rush ke dalam komoditas sebagai sebuah "safe haven" (tempat berlindung yang aman) dari badai pasar finansial. Namun pada Selasa, harga minyak berjangka anjlok hingga di bawah level 90 dolar AS setelah terjadi gejolak di pasar finansial, yang dipicu oleh kekhawatiran melemahnya permintaan terhadap energi, kata para pedagang. Pada pekan ini negara-negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk 2008 menjadi sebesar 1,02 persen dari sebelumnya 1,17 persen dalam menghadapi penurunan permintaan di AS, negara konsumen energi terbesar di dunia. (*)

Copyright © ANTARA 2008