Tokyo (ANTARA News) - Promosi pariwisata Indonesia melalui kampanye Visit Indonesia Year (VIY) 2008 yang digelar Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik di Jepang selama tiga hari, mendapat perhatian serius media massa Jepang, terutama mengenai masalah keamanan dan keselamatan penerbangan. Dua hal itu mengemuka dalam acara jumpa pers yang digelar Menbudpar Jero Wacik di Ariake Washington Hotel, Tokyo, Sabtu, yang dihadiri sekitar 15 wartawan, terutama dari media yang mengupas aktivitas pariwisata. Menbudpar, dengan didampingi Dirjen Pemasaran Sapta Nirwandar dan Senior GM Garuda Indonesia wilayah Jepang, China, Korsel dan AS, Faik Fahmi, menjawab berbagai pertanyaan, mulai dari keselamatan penerbangan, keamanan, target turis Jepang, hingga mahalnya harga tiket Garuda Indonesia. Isu mengenai keamanan dipertanyakan wartawan Asahi Shimbun, mengingat Indonesia akan menggelar pemilu pada tahun depan. Sedangkan persoalan keselamatan penerbangan Indonesia mengemuka, menyusul maraknya pemberitaan seputar kecelakaan pesawat yang banyak meminta korban jiwa. Mendapat pertanyaan itu dengan cepat Menbudpar menyambar mikropon yang ada di depannya, dan meluncurlah penjelasan panjang lebar mengenai upaya peningkatan keselamatan penerbangan dan juga perkembangan situasi keamanan yang semakin kondusif mendorong pariwisata Indonesia. "Saya tegaskan di sini bahwa penerbangan domestik sudah ditangani dengan baik oleh pemerintah Indonesia. Pemerintah serius menegakkan aturan keselamatan penerbangan yang ditetapkan otoritas penerbangan sipil internasional," katanya. Pemerintah, katanya, juga telah mendorong maskapai penerbangan nasional untuk meremajakan armada pesawatnya, sehingga membantu mengurangi risiko kecelakaan penerbangan. Untuk memperjelas regulasi yang diterapkan, Menbudpar mempersilahkan pihak Garuda Indonesia menjelaskan perkembangan keselamatan penerbangan, khususnya yang dialami maskapai penerbangan Garuda. "Penertiban prosedur standar dari keselamatan penerbangan memang sangat dituntut pemerintah saat ini. Garuda sendiri sudah memperoleh sejumlah sertifikasi nasional dan internasional, seperti dari IATA, ataupun FAA yang menyangkut keselamatan penerbangan ini. Pengecekan rutin juga dilakukan secara ketat," kata Faik Fahmi. Menyinggung soal keamanan Indonesia, Menbudpar menjelaskan bahwa situasinya semakin membaik. Dirinya juga melakukan perjalanan keliling daerah yang menjadi objek wisata nasional. Dari situ diperoleh fakta-fakta atas situasi keamanan yang positif. "Indonesia sudah aman sekarang. Jadi jangan takut untuk berwisata ke Indonesia," katanya. Menbudpar pun mengundang media massa Jepang untuk datang ke Indonesia agar bisa menyaksikan sendiri kondisinya. Ia bahkan meminta wartawan yang hadir untuk diundang langsung ke Indonesia. Menyingung soal pelaksanaan pemilu tahun depan, Menbudpar dengan tegas menjelaskan pemilu tidak perlu menjadi momok yang menakutkan. Pengalaman dalam pemilu 2004 membuktikan pemilu bisa berjalan aman, sehingga pemilu tahun depan juga dapat berlangsung lebih aman lagi. Ia juga menerangkan tentang serangkaian pemilihan kepala daerah yang juga berlangsung aman di seluruh Indonesia. "Di Bali sendiri pilkada berlangsung aman, bahkan kegiatan kampanye malah menjadi tontotan turis. Gubernur yang terpilih juga merupakan mantan Kapolda Bali, sehingga masalah keamanan menjadi prioritas utamanya," kata Jero Wacikl lagi. Promosi VIY Pada kesempatan itu Menbudpar juga mempersilahkan sejumlah pengusaha Jepang dan beberapa pejabat dinas pariwisata dari sepuluh destinasi utama Indonesia menerangkan kegiatan pariwisata yang berlangsung di daerahnya. Setelah itu menjelaskan soal strategi mempromosikan pariwisata Indonesia di Jepang yang menerapkan gerilya marketing, mengingat keterbatasan dana. Topik lainnya yang dijelaskan adalah soal perbaikan pengurusan visa, dan peningkatan frekuensi penerbangan. Promosi di Jepang akan semakin ditingkatkan mulai tahun depan. Sedangkan yang menyangkut visa, bisa diajukan ke KBRI di mana perwakilan Indonesia berada serta langsung di bandara-bandara Indonesia saat kedatangan (on arrival visa). Menyinggung soal target, Jero Wacik menekankan tetap optimis dapat mendatangkan tujuh juta wisatawan asing, dengan 700 ribu di antaranya dari Jepang. Ia pun menerangkan keyakinannya itu, karena hingga Agustus 2008 sudah tercatat 3,4 juta turis yang datang ke Indonesia. Namun demikian, Menbudpar mengakui sisa waktu yang tinggal empat bulan lagi merupakan "injury time" bagi pihaknya, sehingga perlu menggenjot lebih keras lagi kalangan industri pariwisata nasional dalam memenuhi target yang telah ditentukan. "Berbagai kegiatan berskala internasional semakin diperbanyak, begitu juga dengan frekuensi penerbangannya," kata Jero Wacik.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008