Tanjungpinang (ANTARA News) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengecam keras penganiayaan yang dilakukan oknum prajurit TNI AL terhadap wartawan RCTI, Hengki (27), yang sedang melakukan peliputan di SPBU KM 3 Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri. "Kami mengecam tindak kekerasan terhadap pekerja pers itu," kata Ketua AJI Batam, Agus Soemarwah, ketika dihubungi ANTARA, Minggu. AJI mengimbau Lantamal IV/Tanjungpinang melakukan proses penyidikan secara adil dan transparan atas oknum prajurit TNI AL itu. "Seluruh pelaku pengeroyokan harus mendapat ganjaran yang sama sebagai bentuk penegakan hukum di negara ini," katanya. Sementara itu, Danlantamal IV/Tanjungpinang, Brigjen (Mar) Lukman Sofyan, berjanji akan memproses anggotanya yang mengeroyok Hengki. "Kami akan transparan," kata Lukman kepada pers. Lukman menyesalkan peristiwa itu bisa sampai terjadi. "Ini akan dijadikan pengalaman yang berarti bagi kami," kata Lukman. Sementara itu, Pomal Tanjungpinang, Sabtu (20/9) malam, telah menangkap empat anggota TNI AL yang terlibat pengeroyokan itu. Keempat anggota TNI Al itu adalah Sertu PN, Sertu JY, Pratu Ay dan Pratu KT. "Mereka sudah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka. Kami akan mengembangkan kasus ini," kata Danpomal, Mayor Setiawan. Setiawan mengatakan, Pomal sedang melakukan penyidikan terhadap peristiwa itu. Selain tiga saksi korban, penyidik Pomal juga akan memanggil pihak luar yang melihat peristiwa itu sebagai saksi. "Kami akan transparan dalam menegakkan hukum," katanya. Setiawan menolak permintaan wartawan yang ingin memastikan keempat tersangka ditahan. "Mari kita sama-sama menghormati asas praduga tak bersalah," katanya. Hengki dianiaya sejumlah oknum TNI AL di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) KM 3 Tanjungpinang, Sabtu malam. Hal serupa juga dialami Ismail dan seorang anggota satpam SPBU KM 3 itu. Mereka bertiga menjadi bulan-bulan amukan oknum TNI AL itu. "Saya tidak ada masalah dengan anggota TNI AL," kata Hengki yang sejak tadi malam terbaring di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Kota Tanjungpinang. Hengki mengalami luka yang cukup serius, begitu juga dengan dua karyawan SPBU lainnya. Hengki dikeroyok oleh sejumlah anggota TNI yang sebelumnya berkelahi dengan petugas keamanan dan pengisian bahan bakar bensin di SPBU KM 3 itu. "Saya dipukuli ketika sedang merekam perkelahian antara orang-orang berambut cepak itu dengan petugas SPBU," kata Hengki. Hengki yang baru sekitar empat bulan menjadi wartawan RCTI di Tanjungpinang itu, mendapat informasi perkelahian antara oknum TNI AL dengan petugas SPBU dari seorang rekannya yang berada di lokasi kejadian. Disekap Pertengahan Juli 2008, Hengki bersama Koresponden Metro TV, Agus Fatur Rahman alias Bagas, disekap sejumlah centeng di gudang elpiji Bumi Gas, Jalan Engku Putri Tanjungpinang. Mereka baru akan dikeluarkan dari gudang elpiji tersebut jika bersedia menghapus semua hasil rekaman. "Kami mengambil gambar setelah mendapat ijin. Kemudian secara tiba-tiba hasil karya kami diminta untuk dihapus," kata Bagas. Merasa terancam Bagas langsung menghubungi rekan-rekan pers lainnya. Sekitar 15 menit kemudian, rekan-rekan Bagas berhasil membebaskannya. "Kami tidak mau menghapus hasil rekaman tersebut," kata Bagas. Bagas dan Hengki melaporkan perbuatan karyawan gudang elpiji tersebut ke Polresta Tanjungpinang. Kasus itu hingga kini belum dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Tanjungpinang, meski beberapa saksi telah diperiksa oleh pihak kepolisian.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008