Mataram, (ANTARA News) - Masyarakat sekitar Bandara Selaparang, NTB, menjadikan "runway" (landasan pacu) Bandara sebagai jalan pintas menuju permukiman penduduk di sebelah utara bandara itu. Pengakuan itu diungkapkan General Manager Bandara Selaparang, I Ketut Ferdy Nake, saat peninjauan Posko Terpadu Lebaran oleh gubernur NTB, KH. M. Zainul Majdi, MA, di Bandara Selaparang, Selasa. Gubernur mempertanyakan hal tersebut setelah menyaksikan langsung kegiatan masyarakat di landasan pacu Bandara Selaparang. "Mengapa masyarakat bisa leluasa berada di `runway` padahal area itu harus steril dari berbagai gangguan. Tolong diperhatikan hal ini," ujar Majdi. Menurut Ketut Nake, pihaknya terpaksa mengizinkan masyarakat untuk melintasi "runway" menuju permukiman penduduk di sebelah utara Bandara Selaparang karena alasan kemanusiaan. "Runway" itu merupakan satu-satu jalan pintas menuju permukiman penduduk itu sehinga pihaknya masih membolehkan masyarakat melewati `runway` namun disaat bebas dari aktivitas pendaratan atau lepas landas pesawat. "Terpaksa kami lakukan itu. Namun, dijamin tidak bermasalah karena sebelum masyarakat melintas di `runway` petugas lebih dulu memastikan area itu bebas dari aktivitas penerbangan," ujarnya. Menanggapi penjelasan itu, gubernur mengingatkan manajemen Bandara Selaparang agar lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan karena keberadaan masyarakat di area penerbangan itu rentan masalah. Panjang landasan pacu Bandara Selaparang 2.100 meter dengan lebar 40 meter dan bisa didarati oleh pesawat Boeing 737-300 dengan kapasitas terbatas. Bandara Selaparang tergolong Kelas I karena lahannya hanya seluas 687.895 meter persegi. Bandara ini masuk pengelolaan PT Angkasa Pura (AP) I sejak April 1995. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008