Ternate, (ANTARA News) - Arus mudik lebaran dari Ternate, Maluku Utara, khususnya dengan menggunakan kapal Pelni, berada di puncaknya hari Kamis 25/9). Puncak arus mudik terjadi pada Kamis karena pada hari tersebut kapal Pelni terakhir kali menyinggahi Ternate sebelum Lebaran. "Hari ini KM Sinabung akan menyinggahi Ternate dengan tujuan Sulawesi dan Jawa. Hari ini merupakan puncak arus mudik dari Ternate keluar Malut yang menggunakan kapal pelni," kata Ketua Posko mudik lebaran di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate Takwim S di Ternate, Kamis. Pemudik lebaran dari Ternate yang akan menggunakan KM Sinabung tersebut mencapai 2.000 orang lebih. Mereka adalah pemudik dengan tujuan Bitung (Sulut), Banggai (sulteng), Bau-bau (Sultra), Makassar (Sulsel) dan sejumlah kota di Pulau jawa. Menurut Takwim, arus mudik lebaran dari Ternate keluar Malut yang menggunakan kapal Pelni tidak mengalami masalah berarti, karena empat kapal Pelni yang menyinggahi Ternate bisa mengangkut semua pemudik lebaran dari daerah ini. Untuk memberi kenyamanan kepada para pemudik lebaran yang menggunakan kapal Pelni, selain meningkatkan pengamanan di pelabuhan untuk mencegah adanya praktik calo tiket dan pencopet, juga menyediakan fasilitas penunjang, seperti ruang tunggu dan toilet. Ia mengatakan khusus untuk pemudik lebaran dengan tujuan daerah-daerah di wilayah Malut pada H-6 Lebaran ini sudah pula menunjukkan peningkatan, namun sesuai pengalaman tahun-tahun sebelumnya puncaknya akan terjadi pada H-3 Lebaran. Untuk mengantisipasi lonjakan pemudik lebaran pada H-3 tersebut, Dinas Perhubungan Malut bersama instansi terkait lainnya telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi seperti menyiapkan armada tambahan jika armada yang ada tidak sanggup mengangkut pemudik lebaran tersebut. "Kami juga telah menginstruksikan kepada pemilik kapal untuk memperhatikan faktor keselamatan dalam mengangkut pemudik lebaran, seperti harus memiliki alat pelampung yang memadai serta tidak boleh mengangkut di atas kapasitas," katanya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008