Jakarta (ANTARA News) - Presiden baru Pakistan Asif Ali Zardari Kamis menggunakan podium Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mengecam Amerika Serikat yang melakukan serangan-serangan militer tidak sah terhadap target-target teroris dalam wilayah Pakistan. "Tindakan-tindakan sepihak kekuatan besar tersebut seyogianya tak melukai kesabaran sekutu," kata Zardari dalam penampilan pertamanya di hadapan badan dunia tersebut yang acap dimanfaatkan beberapa pemimpin dunia untuk menyerang kebijakan luar negeri AS. "Pelanggaran terhadap kedaulatan negara kami tidak membantu melenyapkan ancaman teroris. Tentu saja, ini bisa menimbulkan dampak sebaliknya," katanya. Dia mengatakan bahwa Pakistan tinggal bersama terorisme. "Anak-anak kami dan isteri-isteri kami telah diledakkan di hadapan kami," kata Zardari merujuk pada pembunuhan tahun lalu terhadap isterinya, mantan perdana menteri Benazir Bhutto dalam suatu kampanye pemilu. Zardari menyatakan, demokrasi Pakistan adalah proses mencapai konsensus nasional yang diperlukan untuk menghadapi dan menundukkan teroris. "Hanya pemerintah demokratis yang bisa memenangkan perang ini," tegasnya. Dia berjanji akan menumpas terorisme dengan bantuan PBB dan menyerukan kemauan politik, pengerahan dan strategi sosio-ekonomi yang bisa `memenangkan hati nurani bangsa-bangsa.` Zardari mengecam pendahulunya Pervez Musharraf sebagai seorang diktator militer yang `brutal` yang melanggar hak-hak asasi manusia (HAM) dan melakukan `pengrusakan sistematis pada landasan-landasan demokrasi dan masyarakat sipil.' "Amat menyedihkan adalah ketika dunia bersiap diam terhadap diktator-diktator yang memerintah rakyat kami dengan tangan berdarah," kata Zardari. "Bangsa-bangsa yang mendapati demokrasi dalam keadaan bungkam untuk alasan-alasan bijaksana. Isteri saya akan mengatakan bahwa mereka `menari dengan para diktator." Dia menyerukan rezim militer Myanmar untuk membebaskan Aung San Suu Kyi, pemimpin oposisi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), yang telah menjalani lebih dari 10 tahun di bawah tahanan rumah. Zardari menyerukan perlunya `hubungan-hubungan baik` di antara Pakistan, India dan Afghanistan serta berjanji bekerjasama dengan NATO demi menjamin keamanan di perbatasan-perbatasan Pakistan dengan Afghanistan. NATO menempatkan ribuan tentaranya guna memberi pemerintah Afghanistan keamanan. "Pakistan dan India hendaknya `saling mengakomodasi satu sama lain terhadap masalah yang menjadi keprihatinan dan kepentingan-kepentinganya," ucap Zardari. Ia menyerukan adanya resolusi untuk memecahkan sejumlah sengketa di antara kedua negara bertetangga itu.(*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008