Jakarta (ANTARA News) - Saham-saham Wall Street pada Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB) terdorong naik oleh optimisme bahwa Kongres hampir menyepakati rencana penyelamatan besar-besaran untuk sektor finansial yang bermasalah. Para pedagang fokus pada berita dari Washington seolah mengesampingkan dampak melemahnya data ekonomi dan kinerja buruk General Electric. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 196,89 poin (1,82 persen) pada 11.022,06, sedangkan indeks Nasdaq terangkat 30,89 poin (1,43 persen) menjadi 2.186,57, sementara Standard & Poor`s terkatrol 23,31 poin (1,97 persen) ke posisi 1.209,18 poin. Optimisme pasar disulut berita bahwa Kongres sudah mendekati pada satu kesepakatan untuk menyetujui "bailout" setelah Presiden George W. Bush memohon mereka melegalisasi rencana "bailout" 700 miliar dolar AS untuk membeli aset-aset bermasalah guna menyumbat kerusakan sistem keuangan di negeri itu. "Harapan saya, kami dapat mencapai kesepakatan dalam waktu sangat singkat," kata presiden sehubungan pertemuannya di ruang kabinet dengan para anggota terkemuka Kongres, John McCain dan rivalnya dari Partai Demokrat, Barack Obama. "Ekspektasi bakal dicapainya kesepakatan oleh DPR AS (Capitol Hill) membuat pasar mengabaikan berita buruknya kinerja General Electric dan melemahnya data ekonomi," kata Al Goldman dari Wachovia Securities. Sementara Fred Dickson dari DA Davidson & Co menyebut kesepakatan "bailout" itu bisa menjadi dorongan utama bagi terciptanya ekonomi dan pasar yang lebih prospektif di masa datang. "Implementasi cepat dari program penyelamatan itu akan memicu reaksi positif yang signifikan di pasar saham," kata dia. Fred menyatakan, para investor mungkin akan cepat menyadari bahwa AS masih menghadapi pertumbuhan ekonomi yang sangat lambat . "Kami yakin ini akan menjadi sebuah proses yang sangat lambat yang berlangsung lama dua hingga tiga tahun atau lebih. Kami tak melihat persetujuan Kongres pada paket penyelamatan ini sebagai katalis yang bisa menyalakan gairah pasar sangat besar pelaku pasar modal," kata Fred. Order barang tahan lama, seperti produk manufaktur, turun tajam 4,5 persen di tengah melemahnya permintaan pesawat terbang dan mobil. Laporan lainnya memperlihatkan tingkat pengangguran mingguan melonjak 32.000 menjadi 493.000 dalam sepekan lalu. General Electric menjadi fokus setelah konglomerat AS itu memangkas proyeksi laba kuartal ketiga dan setahun penuh akibat kesulitan di pasar finansial. Saham GE turun 4,4 persen menjadi 25,68 dolar AS. Sementara itu, di antara saham utama lainnya, Citigroup naik 2,4 persen menjadi 19,41 dolar dan JPMorgan Chase terangkat 7,3 persen menjadi 43,46 dolar AS di tengah harapan akan terselamatkannya sektor perbankan oleh paket penyelataman dari pemerintah. Namun, Washington Mutual jatuh 25 persen menjadi 1,69 dolar AS setelah peringkat kreditnya diturunkan Standard & Poor`s. Saham General Motors yang awalnya naik, kembali turun 3,09 persen menjadi 10,03 dolar, demikian pula Ford yang tertekan 0,99 persen menjadi 4,98 dolar AS. Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) obligasi negara AS bertenor 10-tahun naik menjadi 3,862 persen dari 3,771 persen, sementara obligasi bertenor 30-tahun naik menjadi 4,414 persen dari semula 4,378 persen. Harga dan yield obligasi bergerak dalam arah berlawanan. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008