Semarang, (ANTARA News) - Arus mudik di Jawa Tengah memasuki H-4 atau Sabtu di Jawa Tengah diwarnai peristiwa kecelakaan yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia. Berdasarkan pemantauan, Sabtu, peristiwa tabrakan tersebut terjadi di Kalibenger Kota Pekalongan antara dua truk, yaitu nopol L 7988 JM dengan truk lain nopol AD 1332 KB. Dua orang yang meninggal dunia tersebut adalah Rahmat Sutrisno (38) warga Cieter Bandung dan kernetnya Roni (28) warga Cibodeh, Colok Jeruk, Bandung. Akibat kecelakaan itu, arus lalu lintas kendaraan di jalur pantura sempat macet selama dua jam. Lalu lintas kembali lancar setelah petugas kepolisian mengurai kemacetan dan menyingkirkan kedua truk tersebut. Sementara itu, dari Cisanggarung Kabupaten Brebes hingga Kalikuto Gringsing, Kabupaten Batang, ribuan kendaraan pemudik mulai merayap. Saat ini, jumlah kendaraan roda dua yang melintas di jalur pantura rata-rata mencapai 12.000 unit/jam, mobil 3.400 unit/jam, bus 599 unit/jam, dan truk 177 unit/jam. Akibat terjadinya kepadatan arus lalu lintas mudik Lebaran tersebut, kendaraan mobil melaju dengan kecepatan maksimum 30 kilometer per jam. Untuk mengantisipasi kemacetan yang parah, polisi membuat pagar betis di beberapa pasar tumpah dan lokasi rawan macet lainnya. Kepadatan arus lalu lintas terutama pada ruas jalan dari arah barat (Jakarta) tersebut menjadikan petugas bersiaga penuh 24 jam, bahkan di beberapa titik lokasi pasar tumpah seperti pasar Losari, Brebes, sepanjang Kota Tegal, pasar Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, pasar induk Batang, dan Alas Roban, polisi membuat pagar betis. Selain pemasangan barikade dari bambu sepanjang areal keramaian, polisi juga menutup persimpangan jalan hingga hanya menyalakan lampu kuning pada lampu pengatur jalan, bahkan khusus untuk ruas Cisanggarung - Losari tiga lajur jalan diperuntukan kendaraan dari arah barat. Wakil Kasubag Lantas Polwil Pekalongan, Iptu Agus Riyanto mengatakan, kepadatan arus lalu lintas di jalur pantura pada Sabtu (27/9) dari arah Jakarta menuju Semarang mulai menunjukkan kenaikan luar biasa sehingga kendaraan melaju dengan merayap. "Kepadatan arus lalu lintas pada hari ini sudah luar biasa, ratusan ribu kendaran mengalir menuju arah Jawa Tengah hingga hanya dapat merambat sepanjang pantura," katana. Sementara itu, dari Semarang dilaporkan, sejumlah kereta api kelas ekonomi dari berbagai jurusan mengalami keterlambatan tiba di Stasiun Poncol Semarang, empat hari menjelang Lebaran atau H-4. Salah satu kereta api (KA) ekonomi yang datang terlambat pada hari Sabtu (27/9) adalah KA Tawang Jaya jurusan Stasiun Pasar Senen Jakarta tujuan Poncol Semarang. Menurut Wakil Kepala Staiun Poncol Semarang, Triyono, KA Tawang Jaya mengalami keterlambatan sekitar dua jam, dari yang seharusnya tiba pukul 05.07 WIB, baru masuk ke stasiun ini pukul 07.05 WIB. Ia mengatakan, keterlambatan ini diakibatkan banyak KA yang beroperasi untuk melayani angkutan Lebaran. "KA sering berhenti di persilangan-persilangan karena harus bergantian dengan KA yang lain," katanya. Dari Staiun Poncol, sejumlah pemudik meneruskan perjalanan ke daerah tujuannya dengan KA sambungan, seperti KA Kaligung tujuan Tegal dan KA Banyubiru tujuan Solo. Sementara itu, dari data Posko Lebaran Staiun Poncol, jumlah pemudik yang datang melalui stasiun ini mencapai lebih dari 18.900 orang dan diperkirakan akan bertambah karena sejumlah KA belum tiba di stasiun ini. Dari Jalur Selatan dilaporkan, pemudik diminta berhati-hati jika melewati jalan di wilayah Kabupaten Cilacap dan Banyumas karena hujan sudah mulai turun. "Memang saat ini belum memasuki musim hujan dan masih masa transisi, tetapi di beberapa wilayah sudah mulai turun hujan lokal," kata prakirawan Stasiun Meteorologi Cilacap, Teguh Wardoyo. Menurut dia, sifat hujan lokal sangat tidak menentu karena datangnya tiba-tiba, kadang lebat dan kadang pula hanya gerimis. Dia mengimbau pemudik yang melintas di ruas Dayeuhluhur (Cilacap) hingga Wangon (Banyumas) untuk berhati-hati karena jalanan berliku, menanjak, dan terdapat sejumlah titik rawan longsor. "Kondisi tanah yang kering saat musim kemarau, rawan longsor jika turun hujan lebat. Untuk itu kita imbau pemudik untuk berhati-hati karena jalan juga akan licin ketika diguyur hujan," katanya. Selain itu, kata dia, kecepatan angin di daratan berkisar antara 5-35 kilometer per jam yang bergerak dari timur ke tenggara. Kemudian dari Kabupaten Purworejo hingga Banyumas dilaporkan bahwa pemudik mulai memadati jalur tersebut. Iring-iringan berbagai jenis kendaraan seperti sepeda motor, mobil pribadi, bus, dan travel terlihat mulai ramai melalui jalan sepanjang sekitar 101 kilometer. Kepadatan arus lalu lintas terutama terlihat dari arah barat, berbagai kendaraan pemudik yang melintas antara lain dari Jakarta, Bandung, Tangerang, dan Lampung, bahkan sejumlah truk melintas di sepanjang jalur itu. Di berbagai kelokan jalan seperti Karanganyar, Gombong, dan Kemrajen, terlihat semakin padat arus lalu lintas, namun tidak terlihat kemacetan di sepanjang jalur selatan itu hingga sekitar pukul 15.00 WIB. Antrean kendaraan pemudik antara 600 hingga 900 meter terlihat di kawasan perlintasan jalur kereta api di Karanganyar dan Sumpiuh, persimpangan jalan di Gombong dan Buntu. Kondisi jalan yang bergelombang di kawasan Gombong barat membuat pengendara terutama sepeda motor harus mengurangi laju kendaraannya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008