Jakarta (ANTARA) - Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meresmikan gedung baru Sekolah Indonesia Jeddah atau SIJ saat berkunjung ke Kota Jeddah, Arab Saudi, Kamis (5/12) waktu setempat.

Kunjungan Muhadjir itu merupakan kunjungan kedua kali setelah masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ketika saat itu SIJ masih menempati gedung lama.

"Saya mengucapkan syukur tak terhingga atas diresmikannya gedung baru SIJ ini yang sebenarnya telah digunakan sejak 1 Mei 2019 lalu. Gedung baru SIJ ini bahkan lebih bagus dibanding gedung-gedung sekolah pada umumnya di Tanah Air, maka para guru dan siswa juga harus bersyukur dan memanfaatkannya sebaik mungkin," ujar Muhadjir dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Muhadjir menceritakan pengalamannya melihat anak-anak Indonesia di Malaysia yang kurang beruntung karena tidak bisa bersekolah akibat terbentur regulasi di negeri jiran tersebut.

"Karena aturan setempat yang membatasi pendirian sekolah asing di sana, saudara-saudara kita hanya bisa belajar di community learning center (CLC) yang tentu fasilitasnya tidak sebaik di SIJ ini," kata Muhadjir.

Ia juga menyampaikan harapan SIJ dapat terus berprestasi sehingga tidak kalah dengan sekolah-sekolah internasional negara lain.

Baca juga: Menlu kunjungi Sekolah Indonesia di Jeddah

"Untuk mendukung itu, saya terus memonitor rencana bantuan Kemendikbud RI berupa 40 unit komputer bagi SIJ," kata dia.

Dalam sesi tanya jawab, seorang siswa SIJ menanyakan apakah Menko PMK memiliki cita-cita yang belum terpenuhi. Muhadjir menjawab, banyak impiannya yang masih terus dikejar. 

Muhadjir menyebut rencana bantuan 40 unit komputer dari Kemendikbud bagi SIJ tersebut adalah cita-cita sekaligus “utang” yang harus dilunasinya. Dia berjanji turut mengawal rencana bantuan itu, termasuk berkomunikasi dengan Mendikbud Nadiem Makarim.

Selain itu, cita-cita atau target lainnya yang belum terpenuhi adalah menyangkut penyelesaian guru honorer yang gajinya belum juga memadai.

"Bagi saya guru adalah segala-galanya,” kata Muhadjir.

Menurutnya, penentu sekolah adalah guru karena gedung dan sarana prasarana bagus tidak akan cukup jika kebutuhan guru tidak erpenuhi.

Ia juga mengutarakan masalah pendidikan di Indonesia, seperti  jumlah 52 juta siswa, 4 juta guru, dan 240.000 sekolah di 17.000 pulau. Pemerintah selalu berupaya meningkatkan layanan pendidikan untuk seluruh bangsa Indonesia.

Baca juga: Mendikbud: Perhatikan potensi anak Indonesia di Saudi

Di Malaysia misalnya, Presiden RI telah bernegosiasi hingga 4 kali dengan PM Malaysia untuk melonggarkan ketentuan pendirian sekolah Indonesia bagi anak-anak Indonesia di Sabah dan Serawak. Sayang, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

"Jangan gampang menyerah untuk mewujudkan cita-cita kalian," kaya dia menyemangati para siswa. "Gantungkan cita-cita setinggi langit, tapi jangan lupa untuk kembali ke Tanah Air.”

Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ) didirikan pada 1964 untuk memenuhi permintaan masyarakat Indonesia pada waktu itu, sebagai tempat menuntut ilmu bagi putra-putri Indonesia yang berdomisili di Jeddah dan sekitarnya. SIJ telah beberapa kali berganti nama, mulai dari Sekolah Indonesia Trikora kemudian Sekolah Indonesia Pancasila (SIP) Jeddah dan menjadi Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ) sampai sekarang.

Pada 6 Januari 1968, Komisi Sekolah berhasil membuka SMP dan pada tahun yang sama Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0112/1968, tentang pengakuan resmi diakuinya SD dan SMP Sekolah Indonesia Pancasila di Jeddah, Saudi Arabia sebagai sekolah yang sederajat dengan sekolah- sekolah di tanah air.

Pada 10 Februari 1971 dibuka Sekolah Menengah Atas(SMA).  Pada 1980, Sekolah Indonesia Pancasila untuk pertama kali meluluskan siswanya, serta pada saat itu pula Sekolah Menengah Atas resmi berkedudukan sama dengan sekolah lain di Tanah Air.

Baca juga: WNI di Jeddah imbau pemerintah bangun sekolah

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019