Jakarta (ANTARA News) - Otoritas bursa saham belum memutuskan apakah perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dibuka atau tidak pada Kamis (9/10), menyusul penutupan sementara atau suspensi perdagangan pada Rabu (8/10). "Kami akan melihat dahulu perkembangan pasar di bursa regional yang hari ini (Rabu, 8/10) juga banyak yang berjatuhan," kata Direktur Utama BEI, Erry Firmansyah, di Jakarta, Rabu. BEI memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham hingga sesi II perdagangan, Rabu, menyusul penurunan yang sangat signifikan pada indeks saham yang ditutup pada level 1.451,669. BEI mengumumkan penghentian sementara perdagangan efek bersifat ekuitas (saham) dan derivatif di seluruh pasar pada pukul 11.06 WIB. Erry menjelaskan, pasar saham sudah tidak rasional lagi. Indeks jatuh lebih dari 10 persen pada sesi I perdagangan Rabu, namun nilai transaksinya hanya di bawah Rp1 triliun. "Ini sudah tidak rasional, karenanya BEI memutuskan untuk melakukan suspensi," ujarnya. BEI menilai situasi pasar sangat panik dan investor sudah banyak melakukan langkah yang tidak rasional lagi. Bursa saham Nikkei Jepang yang turun 10 persen juga bursa Singapura yang biasanya relatif tenang, juga menunjukan kepanikan. "Kalau ini dibiarkan justeru akan memperparah bursa saham Indonesia, karena itu kita putuskan suspensi," kata Erry. Erry membantah kalau pihaknya terlambat melakukan suspensi perdagangan saham di BEI. "Kita tidak bisa semuanya bekerja atau melakukan suspensi ada SOP-nya (Standard Operasional and Procedure)," tambahnya. Rasional Erry juga minta para investor harus bertindak rasional dan berpikiran jernih dalam menyikapi krisis keuangan global terutama yang terjadi di Amerika Serikat. Jika mereka melakukan tindakan yang tidak rasional justeru akan menambah kepanikan pasar yang dapat merugikan semuanya, katanya. Dia menambahkan investor jangan terpancing isu-isu negatif di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. "Investor sebaiknya percaya dengan fundamental ekonomi Indonesia yang memang tidak ada masalah," kata Erry. "Indeks BEI yang turun signifikan selama bebeerapa minggu ini lebih banyak didorong oleh sentimen negatif, bukan karena masalah fundamental ekonomi Indonesia," tambahnya. (*)

Copyright © ANTARA 2008