Cirebon (ANTARA News) - Industri rotan di Cirebon Jawa Barat terimbas dampak krisis keuangan Amerika Serikat (AS) karena sebagian pasaran ekspor furnitur rotan dikirim ke negeri Pasam Sam itu. Sobur Koswara, Direktur PT Jaka Rotan, salah satu industri rotan besar di Kabupaten Cirebon, Kamis, mengatakan, jatuhnya bisnis properti di Amerika Serikat menyebabkan sejumlah pesanan barang berbahan baku rotan untuk mengisi properti juga sempat terhenti selama enam bulan. "Sejak bisnis properti di Amerika Serikat jatuh maka ekspor rotan terhenti sejak Maret 2008 dan baru ada pesanan lagi September kemarin, karena selama ini ekpsor rotan ke Amerika Serikat banyak dalam bentuk kursi, lemari dan asesoris untuk keperluan interior rumah," katanya. Ia mengungkapkan, krisis ekonomi di Amerika sebenarnya sudah terjadi sekitar satu tahun yang lalu namun dampaknya baru dirasakan beberapa bulan belakangan ini karena lembaga keuangan dan perbankan sudah tidak bisa lagi menolong ambruknya bisnis properti. "Namun, saya optimis ekspor rotan ke Amerika akan kembali membaik meski tidak sebagus tahun lalu. Sampai Maret 2009 nanti, saya sudah teken kontrak baru dengan buyer termasuk dari AS," ujarnya. Sobur menjelaskan, sebelum krisis melanda Amerika setiap bulannya dia bisa mengirim sekitar 25.000 buah barang namun kini hanya sekitar 3.000 buah barang furniture berbagai jenis. Hal senada juga dikatakan, Suhermanto, pemilik HSHD Furnicraft yang berlokasi di Tegalwangi Kabupaten Cirebon. Ia mengatakan krisis di Amerika khususnya kredit macet bisnis properti membuat permintaan furniter terhenti, dan sekarang berimbas pada daya beli masyarakat yang juga ikut menurun. "Sekarang, daya beli masyarakat di Amerika juga turun drastis sehingga semakin menutup peluang ekspor ke Amerika," katanya yang mengaku mempunyai dua buyer dari Amerika yang sudah mulai menghentikan pesanan furnitur rotan. Ia mengungkapkan, buyer asal Amerika juga semakin sulit dalam melunasi pembayaran sehingga ia mempunyai strategi jika ada permintaan lagi dari buyer Amerika maka untuk berjaga-jaga pengusaha harus mengasuransikan kirimannya. Akibat mulai seretnya pesanan dari Amerika, menurut Suhermanto, jumlah omzet perusahaannya menurun sampai 10 persen. "Industri lain mungkin lebih parah penurunannya karena mempunyai banyak pembeli dari Amerika," katanya. Sementara Subandi, pengusaha rotan lainnya, mengatakan gejolak ekonomi yang melanda Amerika otomatis akan menjalar ke negara-negara di Uni Eropa yang selama ini perbankannya ikut mendukung bisnis properti di Amerika. "Sekarang saja sejumlah Bursa Saham di berbagai dunia ikut terguncang dan pasti rembetannya akan menurunkan daya beli khususnya di negara tujuan ekspor seperti Eropa, Australia, Amerika Serikat dan Jepang," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008