Banda Aceh (ANTARA News) - Kepulangan tokoh pendiri Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Hasan Tiro, diharapkan banyak pihak dapat membawa kesejukan dan memperkuat perdamaian yang telah dirasakan masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). "Kami berharap oleh-oleh salju yang meniupkan hawa dingin dari Swedia, sehingga seluruh masyarakat Aceh bisa merasakan bagaimana suasana sejuknya sejak `Wali Nanggroe` tiba sampai beliau kembali ke benua Eropa," kata sejumlah warga Banda Aceh melukiskan kepulangan lelaki asal Aceh yang kini menjadi warga negara Swedia itu. "Penuh harapan sejuknya suasana saat pulangnya `Wali Nanggroe` Hasan Tiro itu untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa perdamaian sudah benar-benar terjalin di Aceh," kata Sekretaris jenderal Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk Faisal Ali. Pasca perjanjian damai antara Pemerintah dengan pihak GAM di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005, katanya, Hasan Tiro, telah menjadi salah seorang tokoh bagi masyarakat di provinsi ujung paling barat Indonesia ini. Kehadiran Hasan Tiro, diharapkan mampu memperkuat sendi perdamaian di Aceh dan bukan sebaliknya, sehingga seluruh masyarakat dapat menikmati kondisi yang lebih kondusif untuk menjalankan aktivitasnya. "Meski belum seluruh lapisan masyarakat menikmati perdamaian yang diinginkan, namun situasi Aceh hari ini sudah lebih baik. Apalagi, Hasan Tiro adalah salah seorang tokoh kunci bagi terjalinnya perdamaian yang telah kita rasakan hari ini," kata dia. Faisal Ali juga mengharapkan kedatangan "Wali Nanggroe" ke Aceh dapat memperkukuh komitmen semua pihak tentang perdamaian abadi, sehingga provinsi berjuluk Serambi Mekah ini bisa membangun untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dengan daerah lain di Indonesia. "Bidang pendidikan, kesehatan dan infrastruktur lainnya, Aceh masih jauh tertinggal dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Aceh akan terbangun jika suasana damai bisa berjalan baik," kata dia. Kehadiran Hasan Tiro yang kini berusia 83 tahun dan telah menjadi warga Swedia itu, oleh banyak pihak bukan hanya sekedar bertandang ke Aceh tetapi benar-benar mampu menciptakan kokohnya perdamaian di bumi Serambi Mekah. "Saya senang Hasan Tiro pulang karena kedatangannya membawa perubahan bagi masyarakat dan diharapkan bisa membawa perdamaian abadi di bumi Serambi Makkah," kata Maryanti, seorang aktivis di Banda Aceh. Harapan warga Marwan, warga lainnya juga mengharapkan kepulangan Hasan Tiro ke Aceh dapat membawa angin segar dan mampu menciptakan perdamaian selamanya setelah perjanjian damai (MoU) Helsinki. "Kalau dengan kedatangan Hasan Tiro damai tetap terjaga, kita juga lebih mudah mencari rejeki karena tidak ada lagi konflik," tambah Marwan. Kepulangan Hasan Tiro ke Aceh menurut dia merupakan momen langka bagi masyarakat terutama kalangan mantan GAM berkeinginan bertemu pemimpin mereka yang dianggap sebagai Wali Nanggroe. Mantan anggota kombatan GAM, Khairuddin juga mengaku senang karena dapat melihat langsung pendiri GAM sekitar 30 tahun meninggalkan kampung halaman dan hidup di pengasingan. Kepulangannya yang difasilitasi protokoler karena dianggap sebagai tamu daerah. Selama dua pekan di Aceh, Hasan Tiro akan bertemu masyarakat di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh dan ke Kabupaten Pidie, tempat kelahirannya sowan dengan keluarga. "Diperkirakan dua pekan Hasan Tiro di Aceh. Sebagian besar waktunya akan dihabiskan di tempat kelahirannya di Kabupaten Pidie," kata juru bicara Partai Aceh Adnan Beuransyah. Ia juga mengingatkan mantan kombatan GAM agar menjaga suasana jangan sampai terpancing untuk melakukan berbagai tindakan yang melanggar hukum, termasuk teriakan "merdeka" , terutama saat menghadiri pertemuan dengan "Wali Nanggroe". Partai politik bentukan mantan GAM tersebut membantu prosesi kepulangan Hasan Tiro ke Aceh sementara Komite Peralihan Aceh (KPA) selaku koordinator sehingga semua anggota PA dan KPA dilibatkan untuk mensukseskan agenda tersebut. Setibanya di Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh Besar dan dipeuseujuk (tepungtawari), Hasan Tiro akan menuju Meuligo (kediaman Gubernur Aceh) dan dijadualkan bersilaturrahmi dengan masyarakat Aceh di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. "Wali Nanggroe" juga dijadualkan berziarah ke makam Tgk Chik Di Tiro di Meureu Kabupaten Aceh Besar. Menurut dia, masalah pengamanan kepulangan Hasan Tiro sepenuhnya diambil alih Polda NAD selain pengamanan melekat yang melibatkan sekitar 600 satuan tugas (satgas) dari KPA yang sebagian pernah mendapat pelatihan militer di Libya. Pengamanan disesuaikan Pihak Polri menyatakan tidak memberikan pengamanan khusus terhadap Hasan Tiro ke Provinsi NAD, namun pengerahan personil akan disesuaikan dengan jumlah massa yang kemungkinan akan bertemu mantan petinggi GAM tersebut. "Tidak ada pengamanan khusus, sebab kedatangan Hasan Tiro ke Aceh itu sama dengan tamu lainnya, namun jumlah personil dikerahkan untuk disesuaikan dengan banyaknya massa jika dilakukan pertemuan," kata Waka Polda NAD, Brigjen (Pol) Fajar Prihantoro. Polri memberikan pengamanan kepada masyarakat dan juga terhadap warga yang berkunjung ke Indonesia. Puluhan ribu masyarakat dari berbagai kabupaten/kota di Aceh membanjiri Kota Banda Aceh untuk menyambut kedatangan Hasan Tiro sejak dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) sampai ke sejumlah lokasi yang akan dikunjungi. "Saya sudah minta agar para Kapolres di Aceh untuk memantau terkait dengan jumlah massa yang kemungkinan akan hadir ke Kota Banda Aceh, sehingga memudahkan kita untuk memberi pengaman," kata dia. Ia juga mengimbau masyarakat agar tetap memelihara situasi kondusif dan mematuhi aturan yang berlaku di tanah air, termasuk bagi pengendara di jalan raya. Panglima Kodam Iskandar Muda (Pangdam IM) Mayjen TNI Soenarko, menyatakan semua pihak tidak mengharapkan adanya perdamaian semu di provinsi berpenduduk sekitar 4,2 juta jiwa tersebut. "Perdamaian saat ini masih semu, sebab hingga kini masih terjadi aksi intimidasi dan pemaksaan terhadap masyarakat. Jadi kemajuan perdamaian masih semu di Aceh," katanya. Kedamaian sesungguhnya yang dibutuhkan dan penting diwujudkan sehingga tidak ada lagi masyarakat hidup dibawah tekanan dari pihak-pihak tertentu, tegasnya. Karena itu, Pangdam mengimbau pihak-pihak agar konsekuen dan jujur terhadap perjanjian damai yang telah ditandantangani di Helsinki, Finlandia pada 15 Agustus 2005. "Yang penting, kita harus bersikap jujur, damai harus benar-benar diwujudkan sampai ke bawah," tambah dia. Soenarko menjelaskan, semua pihak harus berpedoman pada undang undang yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Saya mengajak semua pihak mari bergandeng tangan untuk menciptakan suasana yang benar-benar kondusif. Jangan ada lagi yang bersikap munafik," tambah Panglima. Konfik puluhan tahun telah "mewariskan" penderitaan panjang bagi masyarakat Aceh. Penuh harapan agar semua pihak mewujudkan kedamaian guna membangun kembali Aceh ke arah lebih baik dimasa mendatang. Salah satu wujud untuk membuktikan bahwa "Aceh Baru" yang aman dan damai di bawah bingkai NKRI adalah pulangnya deklarator GAM Tgk Hasan Tiro, semoga.(*)

Oleh oleh Azhari
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008