Jakarta (ANTARA News) - Kini saatnya semua pihak berkompeten untuk lebih memfokuskan perhatian dan bantuan kepada "survivor" atau para korban yang selamat dari aksi teror "Bom Bali 1" maupun "Bom Bali 2", pakar politik dan peneliti LIPI, Dr Hermawan Sulistio mengharapkan. Ia mengatakan hal itu di Jakarta, Senin, merespons pelaksanaan peringatan peristiwa tragis "Bom Bali", Minggu (12/10) kemarin, juga menanggapi harapan yang menghendaki agar insiden sadis itu tak terjadi lagi serta desakan agar eksekusi atas Amrozi dkk segera dilaksanakan. "Peringatan 'Bom Bali' sebaiknya kini harus dilihat ke depan, yaitu tentang 'survivor' itu tadi. Yakni para korban yang selamat, dan anak-anak maupun keluarga korban yang masih menderita," ujarnya. Karena itu, ia mengimbau seluruh media massa, agar juga memfokuskan perhatian pada (pemberitaan) tentang para korban itu. "Bukan lagi hanya tentang pelaku, jaringan, motif dan bahan peledak'," katanya. Ingatkan calon pengebom Selain itu, fokus ke depan juga, menurut Hermawan Sulistio, harus diarahkan kepada para 'calon pengebom'. "Iya, fokus ke depan harus mengingatkan kepada para calon pengebom itu, bahwa korban-korban itu bukan hanya yang langsung, tetapi juga korban yang tidak langsung," tambahnya. Artinya, lanjutnya, gugah perasaan hati nuraninya yang terdalam sebagai sesama mahluk ciptaan Tuhan. "Angkat nasib para korban aksi teror selama ini yakni anak-anak dan keluarga korban yang tewas. Lihatlah, mereka menderita seumur hidup. Padahal, mereka ada yang seagama (dengan para teroris)," ungkap Hermawan Sulistio menambahkan.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008