Bandung (ANTARA News) - PT Kereta Api (PT KA) akan mengoperasikan lagi jalur Bandung - Rancaekek - Tanjungsari dengan menggunakan Kereta Rel Diesel (KRD) sebagai salah satu solusi transportasi di kawasan itu yang kian padat. "Jalur sepanjang 10 kilometer dari Rancaekek - Tanjungsari akan diperasikan lagi, potensinya cukup bagus, selain penduduknya padat juga bisa dimanfaatkan oleh para mahasiswa," kata Dirjen Perkeretaapian Departemen Perhubungan, Wendi Aritenang, di Bandung, Senin. Meski belum jelas kapan mulai operasionalnya jalur sepanjang 10 kilometer itu, namun Wendi Aritenang menyebutkan jalur itu sangat prospektif untuk mengatasi masalah transportasi yang mengakses ke kawasan pendidikan tinggi itu. Namun demikian, pengoperasian jalur Rancaekek - Tanjungsari itu, tergantung respon dari Pemprov Jabar dan Pemkab Sumedang dalam melakukan pembebasan lahan rel yang saat ini sudah beralih fungsi menjadi pemukiman padat. Aritonang menyebutkan, PTKA sebagai operator perjalanan KA siap melayani jalur itu, namun semuanya tergantung kesiapan Pemprov dan Pemkab dalam memfasilitasi pembebasan lahan di jalur yang dihentikan penggunaanya pada 1978 itu. "Kami sudah melakukan pembicaraan dengan Gubernur Jabar, responnya cukup bagus. Diharapkan ke depan jalur itu benar-benar bisa direalisasikan," katanya. Pihak PTKA sendiri telah melakukan pengecekan dan pengukuran jalur itu. Namun di lapangan, jalur KA itu telah dipakai oleh ratusan bahkan ribuan rumah penduduk sehingga menjadi masalah utama dalam menghidupkan kembali jalur itu. Sementara itu Kepala Humas Daop II Bandung, Mateta Rizalulhaq mengakui, pihaknya telah melakukan pengecekan dan pengukuran jalur itu. Namun sudah dipenuhi oleh rumah-rumah penduduk. "Hanya sebagian kecil saja yang kosong, sisanya sudah dipakai jadi rumah dan bangunan kos-kosan. Namun demikian lahan itu statusnya masih milik PTKA," kata Mateta. Pada kesempatan itu, kata dia, pihaknya juga telah melakukan pengecekan Jembatan KA Cingcin di kawasan Jatinangor dan relnya. "Relnya banyak yang hilang. Kalaupun dioperasikan lagi, harus diganti semuanya karena ukurannya kecil yakni 22, sedangkan standar rel saat ini 42," kata Humas Daop II Bandung itu. Sementara itu, bangunan Stasiun Tanjungsari masih ada dan saat ini dipakai kantor Pepabri. "Stasiun dulu masih ada di Tanjungsari, tulisannya juga masih tertera di sana. Sebagian bangunannya dipakai kantor Pepabri, sisanya jadi gudang teh," kata Mateta. Ia menyebutkan, bila jalur itu dioperasikan lagi, idealnya dilayani kereta rel diesel (KRD). (*)

Copyright © ANTARA 2008