Manila, Filipina (ANTARA) - SEA Games 2019 Filipina segera ditutup hari ini di Stadion Athletics New Clark City atau sekitar 100 km dari lokasi pembukaan di Philippine Arena, Bulacan, Sabtu 30 November lalu.

Pada turnamen dua tahunan ini Indonesia harus puas menduduki posisi empat klasemen perolehan medali dengan 72 emas, 83 perak dan 111 perunggu. 

Tuan rumah Filipina memuncaki daftar dengan 149 emas, 117 perak dan 119 perunggu.

Meski di bawah Filipina, Thailand dan Vietnam, kontingen Indonesia pimpinan Harry Warganegara memecahkan beberapa rekor, mulai dari pemecahan rekor target tiga pihak dari Menpora Imam Nahrawi, NOC Indonesia hingga Presiden Joko Widodo.

Target medali dari Menpora Zainudin Amali adalah 45 emas, NOC Indonesia menyasar 54 emas dan terakhir Presiden Jokowi meminta 60 emas. Target medali dituntaskan meskipun pada SEA Games ini Indonesia menurunkan kekuatan yang 60 persen di antaranya adalah atlet muda.

Tidak hanya rekor perolehan medali, beberapa cabang olah raga telah gilang gemilang untuk mempersembahkan kembali emas setelah bertahun-tahun lepas dari Indonesia, antara lain bola voli yang membuat kejutan.

Baca juga: Indonesia gagal raih medali emas sepak bola, takluk 0-3 dari Vietnam

Butuh 10 tahun untuk kembali mendapatkan emas bola voli. Timnas putra Indonesia terakhir kali merebut emas cabang olah raga ini pada SEA Games 2009 Laos. 

Yang juga patut mendapatkan catatan adalah pelatih yang mengarsiteki timnas Merah Putih ini masih sama yaitu Li Qiujiang yang akrab dipanggil Mr Li.

"Indonesia meraih emas setelah empat SEA Games. Terakhir 2009. Lawan Filipina kita bermain bagus. Menang 3-0 saat penyisihan dan di final menang 3-0," kata Mr Li.

"Ini penantian 10 tahun, artinya ini kebanggaan untuk bangsa. Kecintaan terhadap bola voli meningkat dan dukungan masyarakat semakin bertambah sehingga sekarang tinggal bagaimana PBVSI bisa terus konsisten mendukung mereka ini," kata manajer bola voli Indonesia Sutjiadi Gunawan.
 

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019