Jakarta (ANTARA News) - Ekonom AS yang jauh sebelum ini telah memperkirakan AS bakal dihantam krisis pada 2006, Profesor Nouriel Roubini, memprediksi negeri itu akan mengalami resesi terburuk dalam 40 tahun terakhir. Ramalannya ini langsung memengaruhi pasar modal AS sehingga harga saham di New York tertekan lagi setelah sehari sebelumnya mencatat kenaikan terbesar dalam tujuh dekade terakhir. "Risiko pembalikan pasar dan ekonomi tetap besar. Kita bakal terkejut mengetahui betapa akutnya resesi dan kerugian finansial belakangan ini," kata profesor ekonomi dari Universitas New York ini kepada TV Bloomberg, Selasa (Rabu WIB). Para ekonom mengungkapkan, resesi akan berlangsung antara 18 hingga 24 bulan, mempertinggi angka pengangguran hingga 9 persen dan membuat harga jual rumah jatuh hingga 15 persen. Pemerintah AS harus menggandakan dana untuk mengakuisisi bank-bank dan mendesak para kreditor agar memupus dividen guna menyelamatkan perbankan dari kebangkrutan, tambah Roubini. Menteri Keuangan Henry Paulson mengungkapkan rencananya menggunakan dana pajak sebesar 250 miliar dolar AS untuk membeli aset ribuan perusahaan keuangan guna membuat cair likuiditas mereka yang selama ini mengancam perusahaan-perusahaan masuk dalam jurang kebangkrutan sehingga memaksa para karyawan dipecat. "Ini adalah pembuka bagi rangkaian rekapitalisasi bank-bank AS. Pemerintah harus mengintervensi pasar kredit dan manajemen perbankan lebih dalam lagi," kata Roubini. Indeks Standard & Poor's 500 sempat mencatat kenaikan tertinggi sejak 1933 sebanyak 12 persen menyusul diumumkannya rencana pemerintah AS menanamkan saham di perbankan dan upaya Federal Reserve mengguyur sistem keuangan global dengan dolar AS. Hari ini (Rabu pagi WIB), indeks ini tertekan lagi 0,5 persen. "Pemulihan pasar modal akan segera berhenti jika investor akhirnya mengetahui bahwa perekonomian ternyata bagai tong kosong,'' kata Roubini. Angka pengangguran di AS mencapai rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir pada 6,1 persen. Harga rumah di 20 kawasan metropolitan AS jatuh 16 persen pada Juli 2008 dibanding setahun sebelumnya dan mencapai rekor terendah sejak 2001. Akusisi perbankan telah menekan harga rumah lebih dalam lagi sehingga para debitur KPR ketakutan, demikian Asosiasi Bank Pemberi KPR. Roubini menyebutkan, total kerugian kredit akibat ambruknya pasar kredit kepemilikan rumah mendekati tiga triliun dolar AS. Dana Moneter Internasioal memperkirakan, dari total aset perusahaan-perusahaan keuangan yang jumlahnya 1,4 triliun dolar AS pada 7 Oktober 2008, kerugiannya mencapai 637 miliar dolar AS, demikian data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008