Jakarta (ANTARA News) - Perolehan kursi legislatif berdasarkan suara terbanyak akan memicu terjadinya persaingan antar-Caleg dan dalam kaitan ini Golkar akan memberlakukan kode etik untuk mengantisipasi terjadinya persaingan tidak sehat. Ketua DPP Golkar Andi Matalatta di Kantor DPP Golkar di Slipi Jakarta Barat, Rabu mengemukakan, dengan perolehan kursi parlemen berdasarkan suara terbanyak, maka caleg akan bekerja keras untuk bisa lolos (terpilih). Kerja keras dan persaingan ketat bukan hanya terjadi antarcaleg yang berbeda partai, tetapi juga persaingan ketat antarcaleg dalam satu partai. Menurut Andi Matalatta, persaingan juga akan menyangkut mobilisasi massa dan strategi yang dikembangkan setiap caleg. Di tengah persaingan yang ketat itu, kampanye negatif dan cara-cara tidak sehat perlu diantisipasi agar tidak terjadi. Karena itu, Golkar akan menyusun kode etik untuk pedoman kampanye bagi para caleg. "Agar tidak terjadi persaingan tidak sehat. Tidak terjadi kampanye negatif," katanya. Wakil Sekjen DPP Golkar Malkan Amin mengemukakan, Golkar sampai saat ini masih konsisten untuk mengajukan usul persyaratan pencalonan presiden oleh partai politik sebesar 30 persen suara dalam pemilu legislatif. Malkan mengemukakan, keinginan Golkar itu untuk menciptakan pemerintahan yang stabil. Di samping itu, dengan persyaratan 30 persen, maka pemilihan presiden (pilpres) mungkin hanya diikuti 2-3 pasangan. Dengan demikian, pilpres kemungkinan hanya akan berlangsung satu putaran. "Ini akan menghemat anggaran," katanya. Malkan mengemukakan, meski masih ada perdebatan yang tajam di antarfraksi di DPR RI terkait persyaratan pencalonan, DPR akan mampu menyelesaikan perbedaan itu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008