Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Depertemen Pertanian akan menjajaki beberapa negara sebagai pasar baru bagi produk kakao Indonesia. Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Deptan, Zaenal Bachruddin, di Jakarta Rabu menyatakan, salah satu negara Eropa yang dilirik Indonesia sebagai pasar baru kakao nasiaonal yakni Italia. "Kami sudah menugaskan direktur untuk mempelajari tawaran pembukaan pasar di Italia," katanya. Selain mencari pasar baru, tambahnya, Deptan juga mendorong perbaikan sistem produksi kakao sebagai upaya peningkatan konsumsi dalam negeri bisa. Upaya peningkatan konsumsi kakao dalam negeri, tambahnya, dilakukan dengan mengubah processing produk, serta pengolahan produk kakao pasca panen. Hal itu, dengan bekerjasama dengan industri rumah tangga (home industry) seperti industri makanan dan minuman, katering maupun kue-kue dan roti. "Pelibatan industri rumah tangga sangat penting, supaya serapan kakao untuk bahan baku makanan maupun kue dan roti bisa meningkat," katanya. Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan Menko Perekonomian, Bayu Krisnamurthi, menyatakan, krisis global menyebabkan penurunan permintaan kakao di AS dan Eropa. "Karena ekspor kakao ke AS terkoreksi, maka pemerintah berupaya mencari pola pengolahan, agar konsumsi dalam negeri bisa meningkat," kata Zaenal. Berdasarkan catatan Ditjen Perkebunan, luas areal kakao Indonesia pada 2007 mencapai 1.461.889 ha, yang di dominasi oleh perkebunan rakyat (92,34 persen) serta melibatkan sebanyak 1.400.636 KK dengan produksi 779.186 ton. Sedangkan volume ekspor mencapai 655.429 ton dengan nilai 950,6 juta dolar AS. Dengan produksi sebanyak itu menempatkan Indonesia sebagai negara produsen kakao terbesar kedua di dunia setelah Pantai Gading. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008