Jakarta (ANTARA News) - Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) menilai, sistem transportasi Jakarta sebagai kota metropolitan hingga saat ini tidak manusiawi. "Sangat tidak manusiasi karena tidak ada kesetaraan antara manusia sebagai pemilik kota dengan kendaraan," kata Country Director ITDP Indonesia, Milatia Moe'min kepada pers di Jakarta, Senin. Penegasan tersebut disampaikan Milatia saat membuka Media Gathering "Integrated transport system toward world class sustainable city". Menurut Milatia, saat ini Jakarta sudah tidak lagi mampu memberikan kenyamanan bagi penduduk yang tak memiliki kendaraan. "Jalan kaki di trotoar pun, saat ini sudah sulit karena sering diserobot sepeda motor," katanya. Oleh karena itu, program jangka menengah panjang adalah mendukung penggunaan sistem transportasi massal sehingga emisi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi di Jakarta, secara bertahap akan berkurang. "Di Jakarta, kontribusi pencemaran didominasi emisi gas buang kendaraan bermotor, di samping sumber polutan lainnya," katanya. Pada tahap awal, tambah Milatia, pihaknya memiliki program "Bus Rapid Transit (BRT) and Pedestrian Improvement" periode 2007-2011. Program itu bertujuan untuk meningkatkan kinerja Busway melalui tiga elemen program yaitu peningkatan layanan operasional BRT, pengembangan fasilitas Non-Motorized Transport (NMT) dan menerapkan Transport Demand Management (TDM). "Melalui tiga elemen program itu, nanti akan tercipta keseteraan bagi setiap warga di Jakarta untuk menggunakan sistem transportasi, termasuk bagi pengendara sepeda dan pejalan kaki," katanya. Sepeda di beberapa negara seperti Bogota, India, tidak lagi hanya sebagai sarana olah raga, tetapi juga sudah menjadi moda transportasi alternatif, bahkan sebagai pengumpan, imbuhnya. "Sepeda tak bisa dipungkiri, zero emisi," kata Milatia. ITDP adalah lembaga nirlaba internasional yang berdiri pada 1985 di New York dan didukung oleh United Nation Enviroment Programme (UNEP) dan Global Environment Facility. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008