Jakarta, (ANTARA News) - Kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Selasa pagi, menguat hingga di bawah angka Rp9.800 per dolar AS, karena pelaku mulai berspekulasi melepas dolar AS untuk mencari untung. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik menjadi Rp9.795/9.800 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.805/9.815 atau naik 10 poin. Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta mengatakan, rupiah secara perlahan-lahan mulai bergerak naik, setelah Bank Indonesia (BI) terus memantau kegiatan pasar uang, terutama di bank-bank asing yang bermain valas. Aktifnya BI di pasar memicu rupiah yang selama ini tertekan pasar mulai menguat hingga posisinya bisa berada di bawah angka Rp9.800 per dolar AS, katanya. Pergerakan rupiah terhadap dolar AS, lanjut dia, selama pekan lalu berada pada kisaran antara Rp9.800 sampai Rp9.850 per dolar AS bahkan cenderung mendekati angka Rp9.900 per dolar AS. Namun intervensi BI yang terus menerus dengan nilai yang terbatas mampu memicu rupiah kembali menguat, ucapnya. Faktor utama menguatnya rupiah, menurut dia, karena pelaku pasar menilai saatnya untuk mencari untung, setelah beberapa lama memegang dolar yang terus menguat hingga di atas angka Rp9.800 per dolar AS. "Posisi dolar AS yang mencapai Rp9.800 per dolar AS dinilai sangat tepat untuk meraih untung, namun aksi `profittaking` itu tidak begitu besar, karena mereka masih khawatir dengan krisis keuangan global," katanya. Ia mengatakan, rupiah masih berpeluang untuk menguat lagi pada sore nanti, karena pasar cenderung masih positif, meski kenaikannya tidak besar. "Pelaku pasar mencoba berspekulasi melepas dolar AS, walaupun aksi lepas itu masih diliputi kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi dunia yang masih melambat," ucapnya. Rupiah, lanjut dia, dikhawatirkan menjelang pemilihan umum (Pemilu) pada tahun depan terpuruk, apabila pelaksanaan pemilu tidak berjalan dengan mulus. Karena itu, pemerintah harus dapat melaksanakan pemilu dengan baik yang menunjukkan kinerja pemerintah cukup bagus dan terjaga rupiah dari tekanan pasar, ucapnya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008